Malang Post –— Seluruh kegiatan masyarakat dibatasi pandemi. Namun, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tidak berhenti berkontribusi.
Menggandeng Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampoeng Kajoetangan Malang. Dilangsungkan agenda Pengembangan Pariwisata Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang, pada 10-11 Juli 2021. Uniknya, forum yang mengundang pihak internal kampung dan beberapa pemateri ahli ini, juga disingkat dengan PPKM.
Hari pertama. Diskusi tersebut membahas rekonsolidasi dan penguatan komunikasi internal Kampoeng Heritage Kajoetangan.
Tri Sulihanto, Sekjen East Java Ecotourism Forum menjelaskan. Pentingnya perencanaan pariwisiata yang terukur. Bisa sustainable. Memiliki kelembagaan yang baik untuk menunjang pengelolaan wisata terkait.
“Dalam menjalankan pariwisata, perlu adanya Kelompok Kerja Lokal Pariwisata (KKLP). Nantinya menjadi wadah koordinasi dan komunikasi, pemangku kepentingan di desa atau destinasi wisata,” imbuh Founder Malang Travelista tersebut. Dalam diskusi tersebut, peserta kegiatan juga sepakat. Pariwisata menjadi salah satu alternatif meningkatkan kesejahteraan warga. Lebih penting lagi, untuk melindungi warisan sejarah di Kampoeng Heritage Kajoetangan.
Mereka merasa, partisipasi masyarakat penting. Mengingat kegiatan pariwisata berbasis masyarakat menggunakan aset publik dalam pelaksanaannya.
Hari kedua. Mengkaji strategi branding pariwisata di tengah pandemi. Tema ini diangkat melihat keadaan pariwisata yang dihentikan selama beberapa waktu.
Pemateri Arum Martikasari mengatakan. Branding tempat wisata saat pandemi, perlu diperhatikan. Karena kunjungan wisata menurun akibat pembatasan.
Arum, menjelaskan. Ada empat syarat utama mengembangkan pariwisata. Attraction (atraksi), accessibility (akses), amenity (fasilitas khusus) dan ancillary (pelayanan tambahan).
Penggalian warisan di lokasi wisata, menjadi daya tarik tersendiri. Sehingga pengunjung bisa merasakan pengalaman tak terlupakan.
“Pasti ada berbagai warisan di lokasi Kampoeng Heritage Kajoetangan. Maka, perlu dimanfaatkan sebaik mungkin. Agar bisa memberi kesan yang baik,” tutur pemateri yang kini menjadi strategic planner of Anagata Kreatif Consultant.
Sri Arniati, anggota Pokdarwis divisi UMKM menyatakan. Dia puas dengan kegiatan yang diinisiasi mahasiswa UMM ini. Menurutnya, Kampoeng Heritage Kajoetangan telah memiliki empat pilar itu.
“Saya kira, tinggal bagaimana kita mengelolanya. Menerapkan manajemen yang baik. Melibatkan warga. Mampu memanfaatkan budaya lokal yang tersedia,” ungkapnya melanjutkan.
Tiim CAC.Co dari Ilmu Komunikasi UMM dan Pokdarwis sebagai penyelenggara berharap. Kegiatan ini bisa menjadi ajang silaturahmi. Sekaligus wadah komunikasi. Memaksimalkan branding wisata Kampoeng Heritage Kajoetangan. Harapannya kampung ini bisa menjadi pariwisata berkelanjutan yang sukses. (yan)