
INOVATIF: Ranger Pot yang terbuat dari bahan limbah jerami atau batang padi (Foto: istimewa)
Malang Post – Polybag adalah, kantong plastik berbentuk segi empat, biasanya berwarna hitam. Digunakan untuk menyemai tanaman dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan jenis tanaman. Bahkan di kawasan perkotaan digunakan sebagai gantinya pot. Karena lebih praktis. Bentuk pun sudah banyak pilihan.
Namun yang beredar saat ini, masih terbuat dari plastik. Sementara saat ini, plastik menjadi biang sampah. Bahkan dalam webinar yang digelar Fisip UB bersama Marrine Buddies Malang, mengungkapkan jika sampah plastik menduduki peringkat ketiga di Malang Raya.
Fakta itulah yang memicu Susulawati (Fapet), Ratna Iffany Faradilla Besari (Fapet), Rischa Amalia Saleha (Fapet), Masrurotul Lailiyah (Filkom) dan Marsha Aqil Darmawan (Filkom) berinovasi. Mereka mengkonsep pot tanaman atau bag yang tidak berbahan poly (plastik).
Maka dibuatlah Ranger Pot. Dijamin lebih ramah lingkungan, dibanding polybag. Bahannya dari batang padi atau jerami. Inovasi ciamik ini mengantarkan mereka menyabet Bronze Medal dari Internasional Indonesia Inventors Day (IID), Kamis (15/7/2021).
Penghargaan diraih lima mahasiswa tersebut, setelah menyisihkan 2000 peserta dari 15 negara di dunia. Kompetisi IID digelas 27 – 29 November 2020. Ajang ini diselenggarakan Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA).
Tujuannya untuk membantu dan menghubungkan inovator Indonesia dalam mengembangkan ide atau produk inovasi ke tingkat internasional.
Setiap peserta melewati tiga tahapan kompetisi. Mulai dari pengumpulan proposal bisnis, pembuatan video pitching berdurasi dua menit hingga presentasi di depan juri secara langsung.
Tim dari UB mengikuti lomba dengan cabang International Business Plan dengan kategori World Invention and Technology Expo (Wintex). Pesertanya mahasiswa dan masyarakat umum (non mahasiswa).
Karya yang diusung Tim UB ini berjudul, Ranger Pot: Utilization of Rice Straw for Making Eco-Friendly Red Ginger Polybag Pots with Monoculture Planting Patterns as Educational and Productive Activities.
Melalui Humas UB, Minggu (25/7/2021) Masrurotul Lailiyah berkesempatan menjelaskan. Konsep awalnya membuat polybag ramah lingkungan. Maka konsentrasi mereka sejak awal adalah meninggalkan bahan plastik.
Pemilihan bahan pengganti juga harus membawa dampak langsung terhadap lingkungan. Hingga muncullah ide memanfaatkan limbah batang padi atau masyarakat Jawa biasa menyebut dengan nama damen atau merang.
Petani setelah panen padi, membiarkan begitu saja limbah batang padi atau jeraminya. Sebelum tanam lagi, baru dibakar. Atau diminta oleh orang yang membutuhkan. Tim mahasiswa UB ini juga memanfaatkan.
Dijadikanlah bahan Ranger Pot. Saat ini, polybag jerami ini masih sebatas dimanfaatkan untuk menanam tanaman di rumah. Khususnya yang memiliki lahan terbatas.
Ranger Pot, rencananya akan digunakan untuk menanam atau budi daya jahe merah. Kebetulan di masa pandemi seperti saat ini, jahe merah sangat dibutuhkan. Untuk menjaga badan tetap sehat.
Ranger Pot ini, mengusung konsep double ramah lingkungan. Selain meninggalkan bahan plastik, juga berdampak mengurangi limbah jerami. Bahkan bukannya tidak mungkin, jika sudah diproduksi massal, bisa memberikan nilai jual pada limbah jerami.
Tak heran jika karya tim UB ini, menjadi salah satu juara dalam ajang bergengsi level dunia.
“Ketika memiliki sebuah ide atau inovasi, jangan hanya disimpan. Tapi cobalah lihat dan cari kesempatan untuk merealisasikan. Seperti mengikutkan dalam sebuah kompetisi” kata Masrurotul Lailiyah.
“Tidak perlu ide yang rumit. Bahkan dari ide sederhana saja, kita dapat mengolahnya secara matang. Sehingga kita mampu bersaing dan menjadi juara,” pesan Masrurotul kepada seluruh mahasiswa Filkom. Agar bisa berprestasi dan membawa nama baik UB dan fakultas. (yan)