Malang Post – Pelatih Arema FC, Jose Fernando Martins Valente, benar-benar harus dipaksa memutar otak. Ketika turun di pekan ke-13, Sabtu (23/9/2023) mendatang, pasukannya kembali tidak bisa tampil full team.
Meski sejak membesut Arema FC, mulai pekan ke-10 lalu, kondisi tersebut sudah dialami pelatih asal Portugal ini. Hanya saja untuk yang kali ini, kejelian dan kecermatannya dalam memilih pemain yang bisa turun, akan mendapatkan ujian yang sesungguhnya.
Sebab lawan Arema FC, empat hari mendatang adalah Persebaya Surabaya. Tim yang menjadi musuh bebuyutan Singo Edan. Dalam partai derbi Jawa Timur di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.
Paling tidak, perhatian Fernando Valente harus tercurah di sektor ujung tombak. Itu setelah Gustavo Almeida dos Santos, dipastikan absen gegara akumulasi empat kartu kuning.
Padahal hingga pekan ke-12 kemarin, Arema FC masih sangat tergantung pada striker asal Brasil tersebut.
Dari 12 gol yang berhasil dicetak skuadra Singo Edan, sembilan diantaranya dibuat pemain bernomor punggung 70 ini. Tiga lainnya baru dihasilkan oleh Dedik Setiawan, Ginanjar Wahyu dan Charles Lokoli Ngoy.
“Kita harus berani. Termasuk berani mengambil risiko, untuk membuat perbedaan.”
“Kita tidak bisa kehilangan kesempatan, untuk menciptakan kesulitan buat tim lawan,’ sebut Fernando Valente, Selasa (19/9/2023).
Beruntungnya, ketika Gustavo Almeida harus absen saat dijamu Persebaya, striker andalan Arema FC lainnya, Dedik Setiawan, sudah bisa diturunkan lagi.
Striker asli Malang itu, sempat absen saat Arema FC ditahan imbang tanpa gol. Oleh Persita Tangerang pada Sabtu (16/9/2023) kemarin, di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.
Meski untuk itu, pelatih kelahiran Porto ini harus mengubah taktik dan strategi. Agar bisa disesuaikan dengan komposisi pemain yang lagi-lagi harus berbeda.
Ketika pertama kali melatih Arema FC di pekan ke-10, Fernando Valente menurunkan formasi Dedik Setiawan – Ginanjar Wahyu – Muhammad Rafli di depan. Hasilnya, Arema FC menang 1-0.
Di pekan ke-11, saat dijamu Bhayangkara FC, duet Dedik Setiawan dan Muhammad Rafli, ada di barisan depan. Baru di awal babak kedua, Gustavo Almeida diturunkan. Menggantikan posisi Ginanjar Wahyu. Hasilnya menang 2-0
Kemudian saat lawan Persita Tangerang, di pekan ke-12, lagi-lagi komposisi depan berubah. Kali ini Fernando Valente menduetkan Gustavo Almeida dengan Muhammad Rafli. Sayangnya, tidak ada gol yang tercipta di laga tersebut.
Namun demikian, Fernando Valente menekankan kepada semua pemainnya, untuk selalu memiliki keberanian, dalam menghadapi setiap pertandingan. Siapapun lawannya. Termasuk Persebaya sekalipun.
“Saat ini, Arema FC sedang berada dalam fase awal sebuah proses untuk bangkit. Butuh kesabaran dan waktu untuk menuai hasilnya. Juga di sisi komposisi pemain. Semua dalam proses,” tegasnya.
Semua itu dilakukannya, untuk memperbaiki kondisi Arema FC. Setidaknya, hasil kerjanya sudah terlihat, ketika Arema FC tak terkalahkan dalam tiga laga terakhir sebelum bertemu Persebaya.
Tidak itu saja, di tiga laga terakhir itu juga, gawang Arema FC bebas dari kebobolan. Dan itu baru terjadi sejak pekan ke-10, setelah sebelumnya selalu saja kiper Arema FC, harus mengambil bola dari dalam gawang.
“Yang terpenting, kita butuh keberanian. Pemain yang tidak punya keberanian, tidak akan bermain. Saat bermain sepak bola kita harus punya keberanian,” kata Fernando.
Fernando Valente menekankan, keberanian yang dimaksudnya, tak terkecuali dalam hal mengambil risiko. Penggawa Arema diminta untuk tidak takut salah, siapapun lawan yang dihadapi. Termasuk Persebaya Surabaya.
“Bisa saja kita salah. Tapi saat kita melakukan kesalahan, kita harus melakukan sesuatu yang baru untuk memperbaikinya. Kita gak boleh takut melakukan kesalah, karena kesalahan bagian dari pertandingan,” demikian ujarnya seperti dilansir dari wearemania. (*/ Ra Indrata)