
MALANG POST – Pemkot Batu terus berupaya dan berproses untuk menuntaskan permasalahan sampah. Upaya serius itu telah diwujudkan dengan berbagai cara. Salah satunya menggandeng praktisi yang peduli tentang persoalan sampah.
Selain itu, juga dilakukan pembangunan empat lajur biokomposter. Saat ini pembangunannya telah memasuki tahap finishing. Untuk upaya jangka panjang, Pemkot Batu juga merencanakan untuk menjadikan TPA Tlekng sebagai TPS terpadu.
“Pembangunan biokomposter sudah dimulai sejak awal tahun lalu. Dari empat lajur yang dibangun, di bulan Mei ini seharusnya dua lajur sudah selesai, lalu akan digunakan sebagai bentuk uji coba,” tutur Wali Kota Batu, Nurochman, Jumat (9/5/2025).
Dari empat lajur biokomposter yang dibangun tersebut, nantinya ditargetkan mampu menampung sampah dari 21 ruas jalan Kota Batu, terutama sampah basah atau sampah organik.
“Ini merupakan salah satu wujud perhatian kami untuk mengatasi persoalan sampah di Kota Batu,” tutur Cak Nur.

BIOKOMPOSTER: Pemkot Batu tengah membangun biokomposter di TPA Tlekung guna mengatasi permasalahan sampah di Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Biokomposter adalah sebuah alat atau sistem yang dirancang untuk mempercepat proses penguraian bahan organik menjadi kompos. Alat ini umumnya digunakan untuk mengolah sampah organik rumah tangga seperti sisa makanan, daun-daunan dan bahan organik lainnya menjadi pupuk kompos yang bermanfaat bagi tanaman.
“Biokomposter punya fungsi utama untuk mengubah sampah organik menjadi kompos secara lebih cepat dan efisien dibandingkan dengan metode pengomposan konvensional,” paparnya.
Cara kerja biokomposter, menciptakan kondisi yang optimal bagi mikroorganisme pengurai untuk bekerja. Ada berbagai jenis biokomposter, mulai dari yang sederhana seperti wadah tertutup dengan ventilasi hingga yang lebih canggih dengan sistem pengadukan atau pemanas.
Produk akhir dari biokomposter adalah kompos, yaitu material organik yang kaya nutrisi dan dapat digunakan sebagai pupuk alami untuk menyuburkan tanah dan tanaman.
Hadirnya biokomposter diharapkan dapat membantu mengurangi volume sampah organik yang dibuang ke tempat sampah, menghasilkan pupuk organik yang bermanfaat dan mendukung praktik pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan.
“Penggunaan biokomposter dapat menjadi solusi yang baik untuk mengelola sampah organik rumah tangga dan menghasilkan pupuk yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau tanaman hias di lingkungan sekitar,” tutupnya. (Ananto Wibowo)