
MALANG POST – Digitalisasi parkir yang akan dilakukan di Kabupaten Malang, diharapkan bisa mengurangi kebocoran pendapatan asli daerah (PAD).
Kata Kepala Bidang Perparkiran Dishub Kabupaten Malang, Deny Ferdiansyah, saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk, dengan digitalisasi parkir, sistem pembayaran akan diubah.
“Juru parkir (jukir) langsung menyetorkan pendapatan ke rekening tabungan Bank Jatim. Dan disetorkan ke Rekening Kas Umum Daerah dalam waktu 24 jam,” katanya di acara yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Jumat (9/5/2025).
Saat ini pihaknya sudah menyiapkan 58 titik uji coba di Kecamatan Kepanjen, sebagai pilot project. Inovasi ini sudah menunjukkan hasil positif. Ada peningkatkan pendapatan sektor parkir dari Rp103 juta menjadi Rp130 juta.
Dishub Kabupaten Malang sendiri, saat ini mengelola sistem parkir melalui delapan UPT yang tersebar di Singosari, Tumpang, Dampit, Kepanjen dan Pujon.
Melihat kecilnya retribusi parkir, Ketua Komisi 2 DPRD Kabupaten Malang, Ali Murtadlo, mengaku prihatin terhadap kondisi perparkiran di Kabupaten Malang.
Dari target retribusi parkir sebesar Rp17,7 miliar, realisasinya hanya mencapai Rp2,8 miliar, atau sekitar 15 persen dari target yang ditetapkan.
Kata Ali, DPRD Kabupaten Malang menyambut baik rencana digitalisasi sistem parkir, yang diusulkan Dishub Kabupaten Malang.
Sistem ini diyakini bisa mengurangi kebocoran pendapatan dan meningkatkan efisiensi pengelolaan parkir. Meskipun masih perlu dikaji lebih lanjut, terkait alokasi anggaran dan regulasi pendukungnya.
Untuk implementasi awal, Ali menyarankan agar sistem digitalisasi parkir diujicobakan terlebih dahulu di kawasan Kepanjen.
“Setelah evaluasi dan terbukti berhasil, sistem ini bisa dikembangkan ke wilayah lain di Kabupaten Malang,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Lab Transportasi dan Penginderaan Jauh Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Ir. Hendi Bowoputro menyampaikan, digitalisasi parkir akan memudahkan masyarakat. Karena tidak perlu menyediakan uang pecahan kecil dan membuat sistem juga akan membuat pendapatan lebih terukur.
“Sistem ini juga bisa mengurangi kebocoran retribusi parkir dan memastikan jukir mendapatkan penghasilan yang sesuai,” tegasnya.
Menurut Hendi, implementasi sistem parkir digital tidak membutuhkan dana besar. Karena hanya menggunakan QRIS yang lebih efisien dibandingkan EDC.
Namun perlu edukasi kepada masyarakat, bahwa pembayaran QRIS akan langsung masuk ke rekening resmi. Serta pengawasan ketat untuk mencegah penyalahgunaan QRIS oleh juru parkir. (Anisa Afisunani/Ra Indrata)
Parkir pasar Kepanjen sepeda motor , seharusnya di sisi Utara dan selatan pasar, kenapa yg bagian timur yg fungsinya untuk jualan , lalu lalang org belanja, masih juga diberi lahan parkir, jalan jadi sempit bpk2.
Dan kalau diperkirakan lahan parkir kiri kanan pasar sehari bisa 4-5 kali sif, Penuh terus.. brarti brp pendapatannya sehari..?? Apa disetor semua, tanpa karcis bagaimn mengontrol.., fungsi pengawasan