PENCAPAIAN Indonesia maju, sangat diperlukan peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM).
Peningkatan kualitas SDM, tanpa dukungan seluruh stakeholders termasuk Perguruan Tinggi, akan sulit tercapai.
Oleh karena itu, Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya, yang diketuai Prof. Dr. Ir. Harsuko Riniwati, MP., bersama tim. Yaitu Dr. Ir. Bambang Semedi, M.Sc., Ph.D; Prof. Dr. Ir. Nuddin Harahab, MP.; Dr. Tiwi Nurjannati, S.Pi., MM. dan Devi Nuralinah, Dr. Eng., ST., MT., berupaya memberikan kontribusi untuk meningkatkan angka partisipasi sekolah (APS) masyarakat pedesaan pesisir, di Kabupaten Lumajang.
Hal itu dilakukan sebagai tindak lanjut kegiatan sebelumnya, yaitu Kajian Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Indonesia maju tercapai, jika IPM Indonesia lebih dari 80 (Katagori sangat Tinggi). Sementara Indonesia, masih di katagori tinggi yaitu nilai IPM 70-79.
Nilai IPM Indonesia, sangat dipengaruhi oleh indeks pendidikan, yang di dalamnya ada indeks Rata-rata Lama Sekolah (RLS).
Indeks RLS dipengaruhi oleh nilai APS. APS masyarakat pedesaan pesisir di Kabupaten Lumajang, masih perlu ditingkatkan.
Peningkatan APS dapat berpengaruh positif, dalam meningkatkan rata-rata lama sekolah (RLS).
SDG’s mentargetkan RLS penduduk dunia, mencapai 15 tahun pada 2030.
Kualitas SDM Indonesia, sangat ditentukan oleh partisipasi sekolah penduduknya.
Aspek sosial, khususnya pendidikan ini, masih belum banyak mendapat perhatian dari stakeholders sosial.
Ada hubungan antara APS dan RLS. Angka partisipasi sekolah, merupakan perbandingan antara jumlah murid kelompok usia sekolah tertentu, yang bersekolah pada berbagai jenjang pendidikan. Dengan penduduk kelompok usia sekolah, yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase.
Kondisi APS masyarakat pedesaan pesisir Kabupaten Lumajang, masih perlu ditingkatkan.
Makin tinggi APS, berarti makin banyak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah Pesisir.
Rata-rata lama sekolah (RLS), adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 25 tahun ke atas, untuk menempuh semua jenis pendidikan yang pernah dijalani.
Tinggi rendahnya RLS, dipengaruhi oleh tingginya tingkat pendidikan masyarakat.
Untuk dapat menempuh jenjang pendidikan tinggi, maka harus melewati jenjang sekolah Dasar, SMP dan SMA yang tercermin dalam tinggi rendahnya APS.
Peningkatan APS dilakukan melalui kerjasama dengan Program Gempita Desa, yang mempunyai kegiatan pemberantasan buta huruf dan kejar paket (program pendidikan non formal).
Koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Perikanan Kabupaten Lumajang. (Foto: istimewa)
Program pendidikan non formal melalui gempita desa ini, perlu ditingkatkan terus. Dengan peserta didik anak-anak putus sekolah sesuai usianya, wajib tuntas pendidikan dasar dan menengah (SD-SMP-SMA).
Untuk meningkatkan pendidikan tinggi (Vokasi dan atau S1, S2, S3), perlu tuntas pendidikan dasar dan menengah.
Dengan demikian, pendidikan non formal Gempita perlu dikembangkan menjadi SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) agar pendidikan masyarakat menjangkau pendidikan tinggi (Vokasi, S1, S2 dan S3) dalam jangka panjang dan berkelanjutan.
Tentunya program SKB tidak dapat di lakukan hanya sesaat atau jangka pendek.
Dalam upaya melengkapi program kejar paket, maka SKB perlu dilakukan secara berkelanjutan.
Hasil penelitian Riniwati, 2020, menunjukkan bahwa aspek sosial termasuk pendidikan, belum disentuh dalam pemberdayaan masyarakat pesisir.
Universitas Brawijaya telah berhasil memotivasi pembentukan kelompok kajian, yang terdiri dari kelompok keilmuan dosen-dosen.
Salah satu kelompok kajian tersebut, adalah Pedesaan Pesisir dan Perikanan Tangguh (KK- Pepes Ikan Tangguh) yang didirikan tahun 2017 (Ketua Prof. Dr. Ir. Harsuko Riniwati).
Kelompok kajian tersebut, berniat melanjutkan pengembangan program Kejar Paket yang telah ada. Untuk memaksimalkan peningkatan APS dan mendukung pencapaian target SDG’s.
Upaya berkelanjutan dalam peningkatan APS, akan dilakukan melalui strategi tetap berkoordinasi dan bermitra dengan Dinas Pendidikan, Gempita, Kecamatan, Kelurahan dan Tim SKB Jawa Timur.
Diawali dari kontribusi di pedesaan pesisir Kabupaten Lumajang dan semoga dapat memberikan atmosfir, pada pemerhati aspek sosial (pendidikan) untuk dikembangkan di pedesaan pesisir lainnya di seluruh Indonesia.
Karena pendidikan akan berpengaruh positif, terhadap ekonomi dan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, menyelesaikan masalah pendidikan, akan dapat juga menjadi solusi masalah kemiskinan pada masyarakat pedesaan pesisir dan masyarakat pada umumnya. (*/*)