Malang-Post – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, menggelar wisuda daring, Kamis (24/6/2021). Wisuda tatap muka belum dilakukan karena pertimbangan masih pandemi.
Bagi keluarga maupun masyarakat umum, disediakan kanal Youtube UIN MLG https://youtu.be/3kLm5EJ-atU. Wisuda dibagi dua sesi.
Sesi pertama, pukul 08.00 WIB hingga 09.30 WIB. Sesi kedua, pukul 10.00 WIB hingga 11.30 WIB.
Rektor UIN Maliki Malang, Prof Dr Abdul Haris MAg membagikan sebuah tulisan. Agar menjadi penyemangat dan motivasi wisudawan dan seluruh civitas kampus serta masyarakat.
“Muhammad SAW hadir di bumi membawa revolusi. Pandangan kemanusiaan yang salah kemudian dikoreksi. Kesetaraan gender dengan meletakan sesuai dengan posisi.”
“Kesamaan hak perempuan dan laki-laki tanpa diskriminasi. Sesuai dengan konteks dan masa dan relevansi.”
“Tidaklah orang Arab lebih baik dari orang ajam sebagai sabda Nabi. Bukan pula turunan menjadi ukuran yang dianggap prestasi. Hanya takwa kepada Allah SWT yang menjadi ukuran evaluasi.”
“Pandangan ini yang harus digelorakan kembali. Inilah yang dulu diperjuangkan Soekarno, Gus Dur, Megawati, sampai Jokowi. Siapa pun tanpa pandang bulu bisa ikut berpartisipasi. Dengan kecerdasan, al akhlaq al karimah dan prestasi.”
“Kini di era milenial perlu diteguhkan kembali. Pandangan Islam yang sangat substansi. Egalitarian dan kesamaan hak kemanusiaan di bumi. Harus dijaga dan dikembangkan sesuai Pancasila, UUD ’45 dan Al-Qur’an kalam ilahi. Harus ada re-revolusi biar tidak bias karena kepentingan golongan dan pribadi.”
“Inilah yang dikembangkan Nabi dan juga ditiru di era revolusi industri. Nabi Muhammad SAW menghargai semua orang tanpa kasta dan privasi-privasi. Sekarang inilah yang harus dibangkitkan terutama lewat perguruan tinggi.”
“Mereka para sarjana, magister dan doktor menjadi alumni lalu mengabdi. Harus punya pandangan egalitarian dalam mengabdi untuk bangsa di NKRI. Hari ini wisuda di gelar di kampus UIN Maliki.Meski perhelatan dilakukan dengan cara daring lagi.”
“Pesan penting ini perlu disampaikan sebagai bekal alumni mengabdi.Jangan sampai menjadi sarjana elitis apalagi tanpa prestasi.Harus ada re-revolusi kemanusiaan di era milenial sekarang ini. Dosen apalagi profesor harus jadi agent of change dengan sangat simpati,” begitu pesan Prof Abdul Haris. (yan)