AMEG – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu terus menggali data penyebab tercemarnya Kali Kebo, Kampung Lesti, Kelurahan Ngaglik, Kota Batu. Berdasar laporan warga, sungai itu tercemar limbah kotoran ternak sapi.
Akibatnya, ikan budidaya banyak yang mati. Berdasarkan pemberitaan ameg.id sebelumnya, ikan yang mati mencapai satu kwintal. Salah satu pembudidaya ikan mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 30 juta.
Merespon keluhan itu, DLH Kota Batu langsung turun tangan. Kepala DLH Kota Batu, Aries Setiawan, menjelaskan, berdasar laporan tim, ada dua sumber yang diindikasikan mencemari aliran Kali Kebo.
“Dua sumber itu adalah limbah kotoran ternak dan limbah dari Agro,” jelas Aries kepada ameg.id, Selasa (18/5/21).
Dalam waktu dekat ini pihaknya koordinasi dengan dua wilayah yang dialiri aliran sungai, Kelurahan Ngaglik dan Desa Pesanggrahan, termasuk mengundang Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP), karena banyak ikan yang mati.
Dalam waktu dekat juga akan mengukur kualitas baku mutu air di aliran sungai itu. “Untuk menyelesaikan masalah ini kami sudah berkoordinasi dengan pengadu, termasuk manajemen Agro. Bahkan dari Agro sudah membenahi instalasi IPAL-nya,” ujar Aries.
Sementara itu, Pimpinan Divisi Industri Kusuma Agrowisata, Supriyanto, mengatakan, hingga kini aliran sungai itu belum dipastikan tercemar limbah apa. Karena limbah Agro sudah diolah lewat IPAL terlebih dulu selama tiga hari, untuk memenuhi standar baku mutu.
“Sebelum aliran limbah itu kami alirkan ke sungai, limbah sisa produksi sudah diolah di dalam IPAL. Jika sudah sesuai standar baku mutu, baru kami alirkan ke sungai,” terangnya.
Untuk memastikan baku mutu selalu terjamin dalam kadar yang baik, sambungnya, setiap satu bulan sekali pihaknya melakukan pengujian lab hasil pengolahan limbah, untuk memastikan sudah sesuai standar baku mutu.
Supriyanto mengungkapkan, bahwa beberapa hari yang lalu perwakilan DLH Kota Batu sudah mendatangi pihaknya untuk melakukan pengecekan IPAL. Dari hasil pengecekan tersebut, pihak DLH memberikan arahan agar Agro melakukan perbaikan IPAL secara prosedural.
Di sisi lain, dia juga menjelaskan, sebelum aliran air hasil pengolahan limbah tersebut dialirkan ke sungai, pihaknya telah menyiapkan bak tampung tersendiri. Dimana bak tampung itu pihaknya isi dengan sejumlah ikan.
“Sebelum aliran air itu dilanjutkan ke sungai, kami telah menyiapkan bak tampung yang di dalamnya ada ikan. Hal itu kami lakukan untuk memastikan jika aliran air bekas limbah benar-benar sudah sesuai standar,” katanya.
Lebih lanjut, dia juga menjelaskan bahwasanya limbah yang dikelola dalam IPAL tersebut merupakan limbah dari hasil produksi minuman. Contohnya seperti sari buah apel dan buah jambu.