Jakarta – International Police (interpol) baru-baru ini, membongkar jaringan sindikat vaksin Covid-19 palsu global di China dan Afrika Selatan. Yang beroperasi di Asia dan Afrika. Tim interpol, juga turut menyita ratusan vaksin ilegal dalam penangkapan sindikat tersebut. Interpol berhasil membongkar gudang tempat sekitar 400 ampul atau setara 2.400 dosis vaksin corona palsu, di sebuah gedung di Germiston, Gauteng, Afrika Selatan.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito menegaskan, hingga saat ini sindikat vaksin palsu tidak ada di Indonesia.
‘’Sampai saat ini, sindikat semacam itu tidak ditemukan di Indonesia. Semua pengadaan vaksin dilakukan melalui skema G to G (government to government) sehingga terjamin keaslian vaksinnya,’’ ia menegaskan dalam International Media Briefing, yang disiarkan kanal YouTube BNPB Indonesia.
Meski saat ini tidak ditemukan kasus demikian, Prof Wiku menegaskan, pemerintah terus memantau masalah pemalsuan vaksin. Juga mengedukasi dan terus melakukan koordinasi dengan perusahaan, yang melakukan pengadaan vaksin lain dalam skema gotong royong. Hal ini untuk memastikan keaslian vaksin, yang diadakan perusahaan tersebut.
Setiap vaksin yang diadakan perusahaan, juga harus mendapatkan Emergency Use of Authorization (EUA) atau Distribution License Number dari Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (POM).
‘’Patut diperhatikan, pemalsuan vaksin Covid-19 merupakan kejahatan yang membahayakan kehidupan masyarakat di tengah pandemi Covid-19,’’ tegas Prof. Wiku.
Sementara terkait pengembangan vaksin Merah Putih, yang merupakan karya anak bangsa, saat ini prosesnya sudah pada tahapan penelitian berskala laboratorium atau lab skill research dan tahapan faktor ekspresi.
Dalam tahapan pengembangannya ini, terus dimonitor oleh Kementerian Riset Teknologi / Badan Riset Inovasi Naisonal (Kemenristek BRIN).
Pemerintah sudah mempersiapkan proses pengadaan vaksin, hingga tahapan industrialnya demi terjaminnya produksi vaksin dalam jumlah besar.
Pemerintah pun membuka peluang kerjasama, dengan pihak industri swasta nasional, untuk turut serta mensukseskan percepatan pengembangan vaksin Merah Putih. Yang menjadi modal bangsa dalam penanganan pandemi Covid-19 jangka panjang.
‘’Dibuka seluas-luasnya, dibawah koordinasi pemerintah untuk hilirisasi. Baik meningkatkan kapasitas produksi, memfasilitasi proses uji pre klinis dan uji klinis, maupun meluaskan target pasar,’’ jelas Wiku.
Dengan memproduksi vaksin milik sendiri, kata dia, maka akan menjamin terpenuhinya kebutuhan vaksinasi. Juga dapat menjadi potensi Indonesia di masa mendatang, dengan berperan aktif mencapai ketahanan kesehatan global.
Diketahui saat ini dalam upaya percepatan pengembangan vaksin Merah Putih, merupakan kolaborasi lembaga riset, lembaga pemerintah non kementerian, dan perguruan tinggi, seperti LBM Eijkman, LIPI, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga dan Universitas Gajah Mada.
Pengembangannya menggunakan platform protein rekombinen, viral factor termasuk inactivated virus dan genetik menggunakan DNA atau MRNA.
Dalam pengembangan vaksin, tidak hanya menggunakan pendekatan medis, namun melibatkan unsur lain yang kompleks. Dan sesuai prosedur dan cara kerja sesuai standar atau mengacu good manufacturing practice, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Kepala Badan POM RI Tahun 20212 tentang Penerapan Pedoman Cara Lembuatan Obat Yang Baik. (rdt)