Malang – Keputusan apakah kompetisi Liga 1 2021/2022, akan digelar atau sebaliknya, tak hanya ditunggu 18 klub. Juga PSSI dan PT Liga Indoneisa Baru (PT LIB). Yang sama-sama menanti turunnya izin dari Kapolri baru, Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo.
Meski dalam virtual meeting Exco PSSI dan Owner Club Meeting Liga 1 2020 awal Januari 2021 lalu, membuat proyeksi baru kompetisi Liga 1 2021/2022, akan digelar mulai Maret sampai November 2021.
Namun demikian asisten pelatih Arema FC, Singgih Pitono yang juga menangani fisik para pemain, pasca mundurnya pelatih fisik Marcos Gonzales, tetap mewanti-wanti. Pada para pemainnya, untuk mampu menjaga kondisi fisik. Minimal tetap berada di level 50 persen, selama tidak ada latihan bersama di lapangan.
Dia menambahkan, sebelumnmya tim pelatih telah memberikan modul latihan fisik, untuk 24 pemain. Yang harus dijalani dalam tiga bulan terakhir. Secara mandiri di rumah masing-masing.
‘’Meski belum ada keputusan dari PSSI soal kompetisi Liga 1 2021/2022, tapi pemain tetap harus siap. Anggap saja kompetisi akan kembali bergulir dalam waktu dekat. Jadi semua pemain harus bisa menjaga kondisi fisik.’’
‘’Kami tim pelatih, sebelumnya sudah kirimkan modul latihan fisik. Terutama program latihan untuk menjaga fisik. Yaitu core body dan upper body, kecepatan dan kekuatan,. Semua itu harus dilakukan selama satu jam nonstop,’’ tegas Singgih Pitono.
Asisten pelatih yang dalam tiga bulan libur latihan tim, sejak 31 Oktober 2020 selama pendemi virus corona, lebih banyak stay at home di Tulungagung tersebut berharap, ketika tim kembali menggelar latihan ourdoor bersama, kondisi para pemain tidak terlalu drop. Tetap berada pada kisaran 50 persen.
Tiga bulan libur latihan, masih menurutnya, membuat pemain tidak bisa lagi berlatih bersama di gym atau lapangan. Namun mereka wajib tetap berlatih secara mandiri.
‘’Kalau harus memulai dari nol lagi, akan terasa berat untuk membenahi fisik pemain ketika kembali latihan. Adanya program latihan fisik secara mandiri di rumah, minimal kondisi fisik pemain akan tetap berada pada kisaran 50 persen.’’
‘’Ketika tim kembali latihan bersama di lapangan, akan lebih mudah meningkatkan fisik mereka hingga ideal, dalam waktu satu bulan sebelum kick-off kompetisi,’’ tegas mantan bomber Arema Malang era Galatama tersebut.
Sementara itu salah satu pemain Arema, Titan Agung Fawwazi, juga mengakui kalau dia terus menggelar latihan. Meski pun secara mandiri. Termasuk sempat beberapa kali mengikuti pertandingan di level lokal.
Apalagi dia juga mendapat pesan dari pelatih timnas asal Korea Selatan, Shin Tae-yong saat meninggalkan Spanyol, dari pemusatan latihan timnas U-19, untuk terus berlatih. Agar pemusatan latihan itu tidak sia. Ritme latihan sekaligus kebiasaan yang saat ada di lingkungan timnas, harus dipertahankan.
Titan mengakui jika pesan itu diberikan demi pemain timnas U-19, tetap bisa mendapatkan kondisi yang bagus setelah dari Spanyol.
‘’Pesannya, kebiasaan yang ada di timnas harus dilanjutkan. Mulai jam latihan, makanan sampai waktu istirahat harus benar-benar dijaga,’’ jelasnya.
Ketika kembali ke Malang, sisi positif lainnya kepercayaan diri Titan terangkat. Pemain berusia 19 tahun ini juga punya target dapat kesempatan main di Arema lebih banyak.
Sejak promosi ke tim senior musim lalu, dia baru menjalani debut di Liga 1 2020. Itupun dia turun hanya dalam 16 menit. Sayangnya, musim 2021 masih belum jelas kapan kompetisi akan dimulai lagi.
“Target saya sekarang dapat menit bermain lebih banyak di Arema. Target untuk ikut di Piala Dunia U-20 sudah batal,’’ lanjutnya. (act/rdt)