MALANG POST – Jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kota Batu terus bertambah dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Batu, tahun 2024 lalu tercatat ada 33 orang warga Kota Batu yang bekerja di luar negeri.
Sementara tahun ini, jumlahnya naik menjadi 44 orang. Artinya, ada kenaikan 11 orang dalam setahun terakhir.
Kepala Disnaker Kota Batu, Thomas Wunang Tjahjo mengatakan, peningkatan jumlah PMI tersebut bukan karena program khusus, melainkan lebih pada keputusan pribadi masyarakat yang tergiur bekerja di luar negeri.
“Tidak ada alasan spesifik sebenarnya. Mayoritas karena faktor ekonomi. Gaji di luar negeri dinilai jauh lebih besar dibanding di Indonesia,” ungkapnya, Senin (27/10/2025).
Menurut Thomas, banyak warga Kota Batu yang melihat bekerja di luar negeri sebagai peluang untuk memperbaiki taraf hidup keluarga. “Itu menjadi harapan mereka, bisa meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup,” tambahnya.
Dari total 44 PMI tersebut, sebagian besar bekerja di sektor informal. Kebanyakan adalah perempuan yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) dan caretaker alias penjaga lansia. Sementara di sektor formal, diisi oleh pekerja laki-laki yang menekuni bidang perhotelan dan karyawan pabrik.
Negara tujuan para pekerja pun masih didominasi wilayah Asia Timur. Diantaranya seperti Taiwan, Hongkong dan Singapura menjadi destinasi favorit para PMI asal Batu.
“Rata-rata mereka menerima upah antara Rp8-9 juta per bulan. Nominal yang jelas jauh lebih tinggi dari upah rata-rata di dalam negeri,” ujar Thomas.

ILUSTRASI pekerja migran Indonesia. (Foto: Istimewa)
Namun, gaji besar itu tentu diiringi dengan risiko dan tantangan yang tidak kecil. Selain jauh dari keluarga, mereka juga harus melewati serangkaian proses ketat sebelum bisa berangkat.
Sesuai aturan Peraturan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nomor 2 Tahun 2023, calon PMI wajib melewati berbagai tahapan. Mulai dari pemeriksaan kesehatan, tes psikologi, hingga pengurusan visa.
“Baru setelah semua tahapan terpenuhi, dilakukan penandatanganan penempatan,” terang Thomas.
Selain itu, Pemkot Batu juga memberikan orientasi pra-keberangkatan. Tujuannya agar para calon pekerja mengenal budaya, bahasa dan kondisi negara tujuan lebih dulu. “Dengan begitu mereka bisa lebih siap secara mental dan mudah beradaptasi,” imbuhnya.
Pemerintah berharap, dengan meningkatnya jumlah PMI, tidak hanya kesejahteraan keluarga di Kota Batu yang terangkat, tetapi juga kualitas sumber daya manusia lokal makin meningkat.
“Kita ingin mereka tidak hanya bekerja di luar negeri, tapi juga membawa pulang pengalaman dan keterampilan yang bisa diterapkan di sini,” tutupnya. (Ananto Wibowo)




