
MALANG POST – Sebanyak 183 jemaah calon haji (JCH) Kota Batu dijadwalkan terbang ke Tanah Suci Mekkah untuk menunaikan ibadah haji pada 25 Mei 2025 mendatang. Sebelum terbang ke tanah suci, para jemaah akan memasuki Asrama Haji Sukolilo, di Surabaya pada 24 Mei 2025.
Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kemenag Kota Batu, Basuki Rachmat menyatakan, dari Kota Batu jemaah akan berangkat pada 24 Mei 2025 menuju Asrama Haji Sukolilo. Setelah tiba di Asrama Haji, para JCH akan beristirahat selama sehari.
“Mereka dijadwalkan terbang dari Bandara Internasional Juanda pada malam berikutnya. Insyaallah tiba di Jeddah pagi hari, sekitar pukul 07.00 waktu setempat,” katanya, Selasa (29/4/2025).
Basuki menambahkan, jumlah JCH Kota Batu ada sebanyak 183 orang. Kemudian ditambah jemaah cadangan sebanyak 17 orang. Jemaah haji cadangan adalah mereka yang disiapkan untuk menggantikan jemaah lain jika kuota haji belum tercapai.
“Jadi total jemaah termasuk cadangan berjumlah 200 orang,” tambahnya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, tiga hari sebelum keberangkatan, JCH akan mengikuti acara pelepasan oleh Wali Kota Batu. Agenda tersebut sekaligus menjadi ajang pamit kepada pemerintah daerah dan masyarakat.
“Persiapan keberangkatan telah dilakukan. Salah satunya jemaah mengikuti manasik haji pertama yang telah digelar pada 19 dan 20 April 2025,” tuturnya.

TES FISIK: JCH Kota Batu saat menjalani tes fisik, sebagai salah satu persiapan menjelang keberangkatan mereka ke tanah suci. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Lebih lanjut, dia juga menyampaikan, melakukan persiapan jelang keberangkatan haji itu sangat penting, bahkan bisa dibilang krusial. Persiapan yang matang akan sangat memengaruhi kelancaran, kenyamanan dan kekhusyukan ibadah Anda.
Bayangkan saja, pergi ke tempat yang jauh dengan jutaan orang lainnya, melakukan serangkaian ibadah fisik dan spiritual yang intens. Tanpa persiapan yang baik, JCH bisa kewalahan dan ibadah pun bisa terganggu.
Sejumlah persiapan penting yang dapat dilakukan JCH diantaranya seperti kesehatan fisik, pengetahuan dan pemahaman ibadah, logistik dan perlengkapan, serta adaptasi dengan lingkungan baru.
Ibadah haji membutuhkan kondisi fisik yang prima. Rangkaian ibadah seperti tawaf, sai dan wukuf di Arafah memerlukan stamina dan kesehatan yang baik. Persiapan fisik seperti olahraga ringan, menjaga pola makan dan istirahat yang cukup akan membantu JCH menjalani ibadah dengan lebih baik dan terhindar dari kelelahan atau sakit.
Terlebih tanah suci memiliki iklim, budaya dan aturan yang berbeda dengan Indonesia. Mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan lingkungan baru ini akan membantu JCH menghindari culture shock dan lebih mudah berinteraksi dengan jamaah dari berbagai negara.
Persiapan yang matang adalah investasi penting untuk mendapatkan haji yang mabrur. Dengan persiapan yang baik, JCH akan lebih siap menghadapi segala kemungkinan, fokus pada ibadah dan InsyaAllah kembali ke tanah air dengan membawa perubahan positif dalam diri.