MALANG POST – Tidak mudah menjadi pelatih Arema FC. Apalagi tim berjuluk Singo Edan ini, tidak segan-segan untuk mendepak sang pelatih jika targetnya tidak terpenuhi.
Paling tidak pengalaman di Liga 1 musim 2023/2024 lalu bisa menjadi bukti. Dalam satu musim saja, Arema FC harus mengganti empat pelatih. Mulai dari I Putu Gede, Joko Susilo, Fernando Valente dan Widodo Cahyono Putro.
Salah satu penyebab yang sering menjadi batu sandungan bagi pelatih Arema FC adalah, harus mau meninggalkan tim jika tidak mampu memberikan kemenangan dalam tiga kali pertandingan secara beruntun.
Selain tentunya tekanan suporter Aremania, yang juga sangat kuat. Jika sang pelatih benar-benar tidak mampu menghadirkan permainan khas Malangan dalam tim Singo Edan.
Tetapi kondisi tersebut tidak berlaku bagi Jose Manuel Gomes da Silva. Pelatih asal Portugal ini tetap yakin bisa memenuhi tantangan yang diberikan manajemen Arema FC.
Bahkan pelatih kelahiran Vila do Conde Portugal itu, sangat percaya diri karier kepelatihannya tidak akan berakhir sebelum masa kontraknya habis.
Itulah sebabnya, pelatih yang akrab disapa Ze Gomes itu, tetap tenang dan optimis bakal bisa melewati tantangan. Karena pria 48 tahun itu sangat yakin dengan kemampuan dan pengalamannya sebagai pelatih dan pemain.
“Soal klausul pemecatan jika tidak menang tiga kali, itu memang ada dalam kontrak. Tapi saya tidak masalah. Saya tetap akan tenang.”
“Saya sangat percaya diri, tentang bagaimana cara saya membawa sebuah tim. Apalagi saya sudah tahu Arema FC,” katanya.
Tidak itu saja, pelatih yang mengantongi lisensi UEFA Pro ini mengaku tidak sendiri dalam bekerja. Ada lima asisten pelatih yang ikut mendampingi. Belum lagi staf kepelatihan lainnya, serta manajemen Arema FC.
“Saya percaya tim teknis. Saya percaya pemain, karena saya sudah melihat kemampuan mereka.”
“Saya lihat ini tim bagus. Jika kita semua bersama-sama, saya yakin kita bisa melakukan pekerjaan dengan baik,” sebut mantan pemain Braganca itu.
Sebelumnya, General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi, menyebutkan jika klausul pemecatan jika tidak menang dalam tiga laga beruntun, sudah berlaku sejak Arema FC dilatih Eduardo Almeida pada Liga 1 musim 2021/2022 lalu. Yang diterapkan atas dasar azas keadilan. Serta menjadi standar bagi siapapun yang menjadi pelatih Arema FC.
“Selain demi azas keadilan, klausul itu jangan dijadikan sebagai beban. Tapi harus bisa menjadi motivasi buat si pelatih.”
“Karena saat kami menunjuk siapapun (jadi pelatih), kita pasti serius dan tidak main-main. Kita punya target yang harus dicapai,” kata Inal, panggilan akrab Yusrinal Fitriandi.
Hanya saja, pihaknya juga menyebut, klausul khusus buat pelatih Arema FC itu, tidak diterapkan sepenuhnya tegas. Sebab, masih ada toleransi yang diberikan direksi Arema dengan berbagai pertimbangan.
Sebagai contoh ketika Fernando Valente melatih Arema di pertengahan Liga 1 2023-2024. Saat itu mau berapa kali pun kalah berturut-turut, klausul itu tidak berlaku pada pelatih asal Portugal itu. Yang membuatnya tak kunjung diaktifkan.
“Mungkin sama untuk Ze Gomes. Kita lihat saja nanti bentuk ketegasan dia sebagai pelatih.”
“Catatannya, dia masuk di tengah musim dan tidak bisa bebas pilih pemain.”
“Posisi Arema sedang bagus, minimal dia harus mempertahankan peringkat 4 di klasemen,’ imbuhnya.
Meski demikian, tambah Inal, Direksi Arema FC menaruh harapan besar terhadap Ze Gomes. Apalagi melihat skuad Arema FC yang saat ini sudah terbentuk dan solid.
“Mudah-mudahan dia bisa menjaga rasa sinergi, konektivitas pemain asing-lokal, manajemen, asisten pelatih. Saya pikir itu mudah buat Ze Gomes, karena tinggal meneruskan saja,” demikian Yusrinal Fitriandi. (*/Ra Indrata)