MALANG POST –Seorang kakek bertato naga di lengannya dan berpakaian ihram tampak menghadap ke Ka’bah. Dia digambarkan sedang mendapat hidayah dari Allah SWT di usia senjanya.
Itulah salah satu lukisan dari puluhan lukisan yang terpajang dalam sebuah pameran di gedung DPRD Kota Malang. Lukisan itu karya perupa Didik HP dari Surabaya. Diberi judul ‘Hidayah’.
“Lukisan itu menggambarkan orang yang mendapat hidayah di waktu tuanya. Lukisan itu saya bikin hanya dalam waktu sekitar seminggu,” ujar Didik HP yang juga alumnus IKIP Negeri Surabaya (kini Unesa-red) angkatan 1982 itu usai pembukaan acara di gedung DPRD Kota Malang, Senin (6/1/2025).
Didik mengaku terinspirasi melukis dengan judul ‘Hidayah’ ini dari ketika dia menjalankan ibadah haji tahun 2014. Ketika itu, ada teman jamaah yang lengannya bertato kecil dan ditutup dengan sebuah plester luka.
“Suatu saat kok ingin melukis Ka’bah. Tetapi, agar maknanya lebih dalam, saya tambahi itu (orangtua bertato dan berpakaian ihram),” jelas Didik.
Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani S, saat melihat lukisan-lukisan karya perupa dari berbagai daerah di Jatim seperti Malang, Surabaya, Banyuwangi, Gresik dan lainnya.(Foto: Eka Nurcahyo)
Dalam acara Gebyar Pameran Lukisan dan Seni Budaya 2025 ini, Didik memajang dua lukisan. Satunya adalah diberi judul ‘Wanita dan Cello’.
Lukisan lainnya adalah karya Amin Iskandar berupa kaligrafi yang diberi judul ‘Demi Masa’ dan satunya adalah kaligrafi tulisan Bismillah di tengah lautan.
Gebyar Pameran Lukisan dan Seni Budaya 2025 ini dibuka Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita. Digelar di gedung DPRD Kota Malang pada 6-12 Januari 2025.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Tri Oky Rudianto Prasetijo, mengatakan Disdikbud mengapresiasi kegiatan semacam ini. Harapannya, nanti muncul perupa -perupa lain, khususnya generasi muda.
Bahkan harus dilakukan secara berkala. Sebagai wadah bagi para perupa dan penggiat seni budaya, guna memamerkan karya seninya. Penggiatnya tidak hanya dari Malang, tetapi juga dari luar daerah. Ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa Kota Malang selain kota pendidikan, juga kota seni budaya.
Disdikbud Kota Malang juga mendorong para siswa yang punya bakat seni budaya, para seniman, perupa dan para penggiat budaya untuk mengembangkan karyanya. Terkait ini, Disdikbud memberi wadah di Gedung Seni dan Budaya Gajayana.
“Silakan tampil di Gedung Gajayana. Gedung itu boleh dikata sebagai sentral untuk menampilkan seni dan budaya di Kota Malang,” pungkas Tri Oky yang juga hadir di acara Gebyar Pameran Lukisan dan Seni Budaya 2025.(Eka Nurcahyo)