MALANG POST – Sektor jasa keuangan di wilayah kerja Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang terpotret tumbuh stabil sampai dengan bulan Oktober 2024. Penyaluran kredit perbankan, Lembaga Keuangan Mikro (LKM), dan pergadaian tumbuh double digit dibandingkan posisi yang sama dari tahun sebelumnya dengan kualitas kredit yang terjaga.
Tingkat inflasi di Kota Malang juga tetap terjaga. Yaitu pada November 2024, Kota Malang mengalami inflasi year on year (yoy) sebesar 1,22 persen, di bawah Jawa Timur dan Nasional yang masing-masing sebesar 1,41 persen dan 1,55 persen. Tiga komoditas penyumbang inflasi yoy tertinggi di Kota Malang adalah emas perhiasan, bawang merah, dan sigaret kretek mesin.
“TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) tadi pagi (Senin 16/12/2024-red) rapat dengab Mendagri. Inflasi Malang bagus. Posisinya di tengah-tengah. Ini menandakan kondisi perekonomian di Malang tumbuh stabil,” ujar Biger A Maghribi, Kepala Kantor OJK Malang.
Biger menyampaikan itu dalam acara Dialog Akhir Tahun 2024 dan Journalist Class yang diselenggarakan pada Senin (16/12/2024) di Dialoogi Signature, Jalan Bandung No 40, Kota Malang
Sektor jasa keuangan seperti Pasar Modal, Perbankan, dan Pegadaian tumbuh signifikan. Secara umum, minat masyarakat terhadap investasi di Pasar Modal makin tinggi seperti pada instrumen saham, reksadana dan obligasi atau Surat Berharga Negara.
Hal itu tampak pada terus bertambahnya jumlah investor Pasar Modal yang tercermin dalam Single Investor Identification (SID). Pada Oktober tercatat sudah mencapai 292.276 SID atau tumbuh 13,79 persen yoy. Peningkatan tertinggi masih ditunjukkan oleh SID C-BEST yang mencapai 130.177 SID per 30 Oktober 2024 atau tumbuh 21,13 persen yoy.
Jumlah nasabah reksadana menunjukkan peningkatan signifikan yakni tumbuh 155,11 persen yoy menjadi 33.396 nasabah sampai dengan akhir September 2024.
Daerah Tingkat II di wilayah kerja Kantor OJK Malang yang mencatatkan nilai penjualan reksadana tertinggi adalah Kota Malang dengan total transaksi sebesar Rp190,50 miliar. Kemudian diikuti dengan Kabupaten Malang sebesar Rp45,94 miliar.
Volume dan nilai transaksi saham di wilayah kerja Kantor OJK Malang menunjukkan peningkatan, meskipun frekuensi transaksi masih menurun tipis secara yoy. Adapun daerah yang mencatat penurunan frekuensi transaksi saham tertinggi adalah Kota dan Kabupaten Pasuruan (-25,14 persen).
Meskipun secara frekuensi menurun, nilai transaksi saham di Kota dan Kabupaten Pasuruan tumbuh 20,97 persen yoy menjadi Rp 238 miliar pada akhir Oktober 2024. Peningkatan transaksi saham di bulan Oktober 2024 antara lain didorong oleh stimulus kebijakan moneter global.
Makin bertambahnya minat masyarakat dalam investasi di Pasar Modal membuat fokus OJK Malang pada tahun 2025 adalah sosialisaai inklusi Pasar Modal.
Sementara perusahaan pergadaian juga mencatatkan pertumbuhan signifikan atas pinjaman yang disalurkan. Yakni tumbuh 278,38 persen yoy menjadi Rp 4,20 miliar per akhir Agustus 2024.
Menariknya, ujar Biger, yang menjadi nasabah pegadaian ini ternyata kebanyakan juga mahasiswa. Mereka menitipkan barang-barangnya di pegadaian saat liburan dan pulang ke daerahnya. “Mereka menganggap barang dimasukkan ke pegadaian lebih aman daripada di biarkan di tempat kos saat pulang liburan,” pungkas Biger.(Eka Nurcahyo)