MALANG POST – Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (FKH UB) diwakili drh. Widi Nugroho PhD, memperkuat kerjasama dengan peneliti virologi dari School of Animal and Veterinary Sciences, The University of Adelaide, (SAVS UofA), South Australia.
Kerjasama kali ini bertujuan untuk mengeksplorasi karakteristik genom virus Capripox Lumpyskinpox yang menyebabkan penyakit lumpy skin disease (LSD) atau yang dikenal dengan nama penyakit lato-lato pada sapi.
“Penyakit LSD adalah penyakit strategis yang sangat mempengaruhi perdagangan ternak internasional. Oleh karena itu masuk dalam daftar notifiable disease ke WOAH (World Organization of Animal Health).”
“Sehingga negara wajib melaporkan kepada WOAH jika terjangkit wabah ini,” ujar Widi yang tengah mengikuti program 6 pekan ini, akhir Agustus hingga Oktober 2024.
Riset kolaborasi ini dilaksanakan melalui skema program Sabbatical leave (SL). Program ini didampingi tim dari Australia yang dipimpin A Prof Farhid Hemmatzadeh DVM. PhD.
Tim bekerja di laboratorium Pathogen Containment 2 (PC2) di SAVS UofA. Riset ditujukan untuk mengevaluasi DNA genom virus LSD yang diekstrak dari serum sapi yang terjangkit LSD di Indonesia.
drh Widi Nugroho PhD (tengah) bersama A. Prof Farhid Hemmatzadeh DVM PhD (kiri duduk) dan Dr. Aliakhbar Khabiri (kanan) di laboratorium Pathogen Containment 2 (PC2) di School of Animal and Veterinary Sciences, The University of Adelaide. (Foto: Istimewa)
Selama SL, tim juga melakukan koordinasi, menyusun proposal dan berkomunikasi dengan ACIAR dan BRIN, untuk melanjutkan studi tentang pengembangan alat diagnosa DIVA (Differentiating Infected from Vaccinated Animals) untuk membedakan antara kekebalan atas infeksi oleh virus LSD lapang atau oleh hasil vaksinasi.
Diketahui, pengendalian LSD di Indonesia dilaksanakan melalui kampanye vaksinasi menggunakan live attenuated vaccine virus strain Neethling, yakni vaksin virus hidup yang dilemahkan, yang diimpor dari Mesir.
Prof. Fahid telah menandatangani Implementation Agrreement yang diantaranya berisi komitmen untuk berkontribusi bagi riset selama SL, memanfaatkan sumber daya yang ada di laboratorium di SAVS UofA.
Hasil riset ini, bersama data klinis dan serologis, telah ditulis dalam manuskrip ilmiah dan dikirim ke jurnal Q1 untuk mendapatkan review kelayakan publikasi.
Disampaikan Widi, wabah ini telah menyerang sapi-sapi di Indonesia sejak awal 2022 dan menyebar ke Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Kemampuan Indonesia dalam pengendaliannya masih terbatas.
Maka dari itu karakterisasi virus baik secara epidemiologis, klinis, serologis maupun molekuler sangat penting dilakukan. Sebagai referensi bagi pengembangan strategi pengendalian dan eradikasi penyakit ini dari Indonesia.
Sebelumnya, FKH UB telah menjalin kerjasama dengan SAVS UofA dengan mengundang Dr. Farhid sebagai dosen tamu di FKH UB.
Selain rencana riset kolaboratif itu, juga telah dibicarakan pula kemungkinan keberlanjutan kerjasama untuk peningkatan kapasitas ilmuwan FKH UB, dan Dr. Farhid menyambut gembira apabila peneliti dari FKH UB berminat mengikuti research fellowship di laboratorium PC2 di SAVS UofA.
Kegiatan ini merupakan kontribusi FKH UB dalam pengembangan pengetahuan tentang ekologi dan pengendalian LSD di Asia Pasifik. Selain itu, merupakan sebagian wujud komitmen UB sebagai institusi akademik bereputasi internasional.
Untuk berperan aktif dalam pengembangan ilmu dan teknologi bagi kemajuan peradaban manusia secara global (WNO). (*/M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)