MALANG POST – Keberhasilan Arema FC, mempertahankan tropi Piala Presiden di Bhumi Arema, tampaknya benar-benar dijadikan sebagai momen mengingat Aremania yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan.
Bagaimana tidak, selain menyumbangkan 13,5 persen dari hadiah senilai Rp5,2 miliar untuk keluarga korban tragedi yang terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu. Secara khusus tim Arema FC mendedikasikan gelar itu, untuk seluruh korban kemanusiaan terbesar di sejarah sepakbola Indonesia ini.
Manajer Tim Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas, menyebutkan secara khusus, gelar keempat Arema FC di perjalanan Piala Presiden ini, dipersembahkan untuk Aremania.
Di partai final turnamen pramusim itu, Arema FC berhasil hat-trick mempertahankan Piala Presiden. Setelah sukses mengalahkan Borneo FC, lewat drama adu penalti. Ketika di babak reguler, kedua tim bermain imbang 1-1.
Dalam adu penalti, satu eksekutor Borneo FC, Ronaldo, gagal mencetak gol karena bola ditepis kiper Arema, Lucas Frigeri. Sang kiper yang menjadi eksekutor penalti terakhir, memastikan Arema menang 5-4 dengan gol panenkanya.
“Syukur alhamdulillah, kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah. Kemenangan ini kita tujukan buat almarhum-almarhumah Aremania Aremanita korban Tragedi Kanjuruhan.”
“Ini kado buat mereka. Semoga mereka senang. Kita selalu mendoakan mereka di sini,” kata Wiebie.
Manajer asli Malang ini menilai, gelar juara Piala Presiden 2024 ini, tak mudah diraih Arema FC. Skuad Singo Edan harus melewati laga final yang ketat melawan Borneo FC.
“Alhamdulillah, di final kali ini kita tetap bisa pertahankan Piala Presiden. Saya ucapkan selamat juga untuk Borneo FC. Pertandingan ini sangat seru. Sangat memainkan taktik dan enak ditonton.”
“Tak lupa saya ucapkan terima kasih untuk seluruh warga Malang, Aremania Aremanita, juga seluruh warga Solo, yang penyambutannya luar biasa untuk kami,” tandasnya.
Sementara itu, pahlawan Arema FC di Piala Presiden 2024, Lucas Frigeri, sangat terkesan dengan sambutan Aremania. Ketika menyambut kepulangan tim dari Solo.
Pemain asal Brasil itu tak menyangka, ratusan orang menyambut kedatangan Skuad Arema FC dari Solo.
Arema FC yang baru saja meraih gelar juara keempat Piala Presiden di Stadion Manahan, Solo, pulang ke Malang sambil membawa trofi juara.
Ratusan Aremania menyambut mereka di pintu keluar Tol Madyopuro dan mengawal hingga mes pemain.
Frigeri sendiri menjadi pahlawan Arema FC, dalam adu penalti yang digelar setelah Arema dan Borneo bermain imbang 1-1 di waktu normal.
Kiper berusia 35 tahun itu tak hanya menggagalkan satu tendangan penalti Borneo, tapi juga menjadi penendang terakhir penentu kemenangan Arema 5-4.
“Menakjubkan. Fantastis! Ini sebuah penyambutan yang tidak bisa dijelaskan. Saya benar-benar terkesan dengan jumlah orang-orang dan bagaimana mereka penuh bersemangat meneriakkan nama Arema,” kata Frigeri, melansir Wearemania.
Frigeri ingin melihat euforia Aremania itu lagi di stadion, saat Arema FC menjalani laga kandang di Liga 1 2024-2025. Pemilik jersey bernomor punggung 31 itu mengaku sudah tak sabar.
Arema FC akan memulai musim yang baru dengan melakoni laga kandang di Stadion Soepriadi, Kota Blitar. Skuad Singo Edan akan menjamu tamunya, Dewa United.
“Saya tidak sabar menunggu situasi seperti itu (euforia Aremania) ada di stadion saat laga kandang pertama kami nanti,” tandasnya.
Ya. Flare dan chant Aremania sambut Skuad Arema yang juara Piala Presiden 2024. Penyambutan itu dilakukan di pintu keluar Tol Madyopuro, Kota Malang, Senin (5/8/2024) petang.
Ratusan Aremania sudah memadati sekitar area pintu keluar tol sejak sore hari. Namun, para penggawa Singo Edan baru tiba sekitar pukul 18.30 WIB dengan bus.
Di pintu keluar tol, manajemen, pelatih, pemain, dan official tim berpindah ke bus Macito milik Pemerintah Kota Malang. Dua bus itu kemudian dikawal Aremania dengan kendaraan roda dua yang mengular di belakangnya.
Rombongan Arema FC membawa trofi Piala Presiden, yang baru saja dimenangkan dalam bus Macito yang mereka tumpangi.
Mereka bersama Aremania melalui rute Jalan Ki Ageng Gribig menuju Ranugrati, Rampal, Stasiun Malang, Balikota, Kayutangan, Stadion Gajayana, Ijen Boulevard, Kawi, Dieng, hingga ke mes pemain Arema di Jalan Langsep. (*/Ra Indrata)