
General Manager Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi
MALANG POST – Berbekal assessment Mabes Polri, yang pernah menyetujui Stadion Soeprijadi di Kota Blitar. Sebagai venue digelarnya Liga 2, pada Januari 2024 lalu. Manajemen Arema FC tetap memiliki optimisme untuk bisa berkandang di stadion berkapasitas 10 ribu penonton itu.
Sekalipun Wali Kota Blitar, Santoso, atas nama warga Kota Blitar, belum bisa memberikan persetujuan Stadion Soeprijadi, digunakan sebagai kandang Arema FC.
Paling tidak, Arema FC membutuhkan pekerjaan ekstra keras, untuk memberikan keyakinan kepada pemangku jabatan di Kota Blitar.
Padahal di sisi yang lain, Arema FC juga masih belum berhasil mendapatkan club licensing. Sebagai syarat utama agar bisa berlaga di Liga 1 musim 2024/2025 mendatang.
Club licensing tersebut, sebagaimana disampaikan Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru, Ferry Paulus, wajib dimiliki oleh seluruh kontestan Liga 1. Sementara saat ini, baru delapan klub yang statusnya sudah granted.
“Namun karena sudah komitmen harus memenuhi, maka 10 klub Liga 1 lainnya, akan menjalani final verifikasi dan Liga 1 final assessment. Hal itu semacam remedy, bagi klub yg tidak dapat status granted.
“Tentunya ini bagian dari langkah LIB, mendorong semua klub dalam proses menuju 100 persen pemenuhan Club Licensing pada musim depan,” jelas Ferry.
Untuk bisa mendapatkan club lisencing tersebut, setiap klub harus memenuhi lima kriteria penilaian. Yakni mencakup olahraga, infrastruktur, personel dan administrasi, legal dan finansial.
Di sektor infrastruktur itulah, keberadaan kandang Arema FC musim 2024/2025, akan sangat menentukan.
Sementara harapan Arema FC bisa menggunakan Stadion Kanjuruhan, baru akan terealisasi pada awal 2025 mendatang. Itu setelah stadion di Kepanjeng, Kabupaten Malang tersebut, baru akan selesai direnovasi pada akhir 2024 ini.
Untuk di Stadion Soeprijadi sendiri, Manajemen Arema FC memiliki alasan kuat, untuk didaftarkan sebagai home base alternatif dalam kompetisi Liga 1 2024/2025.
Salah satunya adalah, stadion tersebut sudah mendapatkan assessment dari Mabes Polri, terkait kelayakan dalam menjalankan pertandingan.
“Memang ada standar tersendiri. Salah satunya karena Stadion Soepriadi, sudah memiliki assessment dari Mabes Polri. Karena pernah diajukan sebagai venue Liga 2 pada Januari lalu. Jadi tinggal grade-nya ditingkatkan untuk Liga 1,” ungkap General Manager Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi, Kamis (6/6/2024), kemarin.
Inal, sapaan akrab Muhammad Yusrinal Fitriandi menyebut, fakta itulah yang menjadi dasar bagi Arema FC untuk berkirim surat pada Askot PSSI Kota Blitar dan Pemkot Blitar.
“Secara administrasi proses sudah berjalan. Assessment dari Mabes Polri, jadi bahan surat resmi yang disampaikan kepada Askot PSSI Kota Blitar dan juga Pemkot Blitar,” tambahnya.
Terlepas dari proses yang masih berjalan, Inal tidak menampik, jika ada opini berbeda berkaitan dengan rencana Arema FC ber-home base di Blitar. Hal tersebut perlu dilakukan pendekatan secara dialogis, untuk sama-sama menyamakan persepsi.
“Memang perlu adanya upaya dialogis, untuk menyamakan persepsi yang sifatnya konstruktif. Kami yakin masyarakat setempat juga memiliki semangat yang sama.”
“Manajemen Arema FC sangat terbuka untuk mendiskusikanya, setelah melakukan verifikasi internal pekan lalu dan bertemu PSSI setempat.”
“Kami secara informal juga sudah bertemu dengan Kapolresta Blitar, serta Kasatintelkam pada Kamis pekan lalu,” tegasnya. (*/Ra Indrata)