
Malang Post – Striker Arema asal Brasil, Gustavo Almeida dos Santos, sudah empat pekan terakhir tak lagi mencetak gol. Terakhir dia mencetak dua gol saat imbang lawan Persija, di pekan ke-9 Liga 1 musim 2023/2024.
Padahal pemain berusia 27 tahun itu, selalu menjadi andalan Arema FC, untuk selalu menambah pundi-pundi gol.
Bahkan dari 13 gol yang dibuat tim berjuluk Singo Edan ini, sembilan diantaranya dibuat pemain bernomor punggung 70. Sisanya baru dibuat tiga pemain berbeda.
Saat ini, posisi top skor memang masih dipegang Gustavo Almeida. Hanya saja jarak perolehan golnya sudah mulai didekati tiga pemain lain. Yakni Alex Martins (Dewa United), Gustavo Tocantins (Barito Putera) dan Junior Brandao (Madura United). Semuanya sudah mengemas tujuh gol.
Seretnya gol yang dibuat Gustavo Almeida, juga disebabkan pemain dengan postur 185 cm ini harus absen di dua laga dalam empat laga terakhir. Ditambah kondisinya yang sempat cedera, membuat Gustavo hanya sekali main penuh.
Tetapi ketika Arema FC menjamu PSS Sleman, pada pekan ke-14 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Sabtu (30/9/2023) sore ini, pemain kelahiran Sao Paulo justru sedang dalam top performance.
Apalagi tenaganya juga sedang bugar-bugarnya. Setelah Gustavo Almeida harus absen di laga terakhir. Ketika Arema FC kalah dari Persebaya, Sabtu (23/9/2023) lalu, karena terkena akumulasi kartu kuning.
Dalam jumpa pers sebelum laga, Jumat (29/9/2023) di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Gustavo Almeida mengaku siap untuk diturunkan menjadi ujung tombak Arema FC, saat menjamu PSS Sleman.
“Besok (Sabtu, 30/9/2023) adalah kesempatan kita semua untuk bersama-sama dan lihat apa yang terjadi besok. Tetapi kita akan berusaha semaksimal mungkin, untuk mendapatkan kemenangan dan poin penuh,” katanya.
Untuk bisa merealisasikan target meraih kemenangan itu, Gustavo juga mengaku sudah bekerja keras dalam seminggu terakhir. Mengerjakan semua instruksi yang diberikan pelatih, Jose Fernando Martins Valente, serta bersama pemain lainnya mempersiapkan diri.
Dari kondisi tersebut, pemain yang juga salah satu kapten tim Arema FC ini, melihat kepercayaan diri pemain lainnya sedang tinggi-tingginya.
Pemain juga sudah melupakan kekalahan dari Persebaya di Stadion Gelora Bung Tomo. Meski dari kekalahan tersebut, pihaknya mengaku sudah belajar banyak. Agar di pertandingan selanjutnya, tidak lagi melakukan kesalahan.
“Di sepak bola, kita tidak bisa main sendirian. Tetapi kalau secara individu, saya akan memberikan yang terbaik. Saya pikir teman-teman yang lain, juga akan berpikir hal yang sama.”
“Karena itu, saya tidak akan bisa mencetak gol, jika tidak ada 10 pemain yang lain. Poin itu adalah hal yang sangat penting,” sebut pemain yang sudah mengantongi empat kartu kuning dalam 10 laganya bersama Arema FC.
Sayangnya dalam kondisi Arema FC membutuhkan tambahan poin, untuk bisa secepatnya keluar dari zona degradasi. Tim yang memiliki suporter fanatik, Aremania ini, tidak bisa disaksikan suporternya secara bebas.
Sejak masuk Liga 1 musim 2023/2024, Arema FC memang harus menjadi tim musafir. Stadion Kanjuruhan yang menjadi homebase, saat ini sedang direnovasi.
Pun dengan Stadion Gajayana di Kota Malang, meski sudah diajukan sebagai homebase, tapi tidak bisa dipakai karena harus perlu renovasi juga.
Mau tidak mau, Arema FC harus mengungsi ke Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Sebagai homebase sementara, paling tidak sampai putaran pertama selesai.
“Suporter memang tidak bisa semuanya datang ke stadion. Sekalipun tentu akan ada kekuatan tersendiri jika suporter datang ke stadion.”
“Kami benar-benar berharap, suporter segera datang ke stadion untuk membantu Arema. Yang secara otomatis akan membantu pemain dan pelatih,” tegasnya. (*/ Ra Indrata)