AMEG – Dalam Kajian Ramadan yang digelar Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., Ketum PP Muhammadiyah menyebut, kehidupan saat pandemi dan usai pandemi, harus senantiasa membangun sikap ramah lingkungan.
Selain itu, juga selalu mengeratkan solidaritas di masyarakat. Hal itu dilakukan tidak lain untuk kebaikan masyarakat bersama.
“Dalam menghadapi pandemi dan pasca pandemi, kita harus merekonstruksi kembali keimanan, ketakwaan dan tauhid. Sesuai interkoneksi antara hablum minallah dan hablum minannas. Jika keduanya bisa dilaksanakan dengan baik, kehidupan akan bisa baik pula. Selain itu, kita juga harus menumbuhkan sikap ta’awun agar dapat hidup bersama dalam keberagaman,’’ kata Haedar.
Dalam kajian yang dilaksanakan Sabtu (17/04/2021) melalui zoom dan kanal Youtube UMM serta TVMu itu, juga mengundang dr. Pandu Riono dan Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed sebagai pemateri.
Termasuk dihadiri Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, untuk membuka acara dan memberi sambutan. Mereka didapuk untuk memberikan pandangan dan kajian akan langkah dan usaha, yang bisa dilakukan di masa pandemi hingga usai.
Dikesempatan tersebut, dr. Pandu menerangkan terkait keadaan pandemi, yang sedang dihadapi. Menurutnya, pandemi di Indonesia akan sulit diatasi karena herd immunity yang sukar tercapai.
Hal ini terjadi karena berbagai faktor. Seperti masyarakat yang abai dengan protokol kesehatan dan virus Covid-19 yang terus bermutasi.
‘’Namun kita bisa mengendalikan pandemi jika 40 persen penduduk Indonesia sudah di vaksinasi. Selain itu masyarakat juga harus lebih sadar akan pentingnya protokol kesehatan,’’ ujar ahli Epidemiologi UI itu.
Selain dari sisi epidemiologi, kajian ini juga membahas langkah-langkah yang bisa diambil pemerintah setelah pandemi berakhir.
Khofifah mengatakan, ada tiga langkah yang akan di kembangkan pemerintah pasca pandemi. Seperti lapangan kerja, keterjangkauan akses digital dan keamanan masyarakat.
‘’Setelah berakhirnya pandemi, kami akan memprioritaskan sektor ketenagakerjaan, percepatan digitalisasi pada sektor esensial, serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Tidak berfokus pada kesehatan fisik saja, namun juga kesehatan psikologis,’’ terangnya lebih lanjut.
Pada kesempatan itu pula, Khofifah juga menilai, UMM telah banyak membantu dalam penangan pandemi di Jawa Timur. Salah satunya dengan memberikan berbagai solusi dalam pengembangan sistem penanganan Covid-19 di rumah sakit.
“Selain itu, RS UMM juga telah membantu dalam menyediakan APD dengan mengajak UMKM untuk memproduksinya saat awal pandemi,” pungkas Khofifah. (avi)