![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2021/01/prof-Wiku.jpeg)
Prof Wiku Adisasmito, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19. (Foto: Satgas Penanganan Covid-19)
Jakarta – Satgas Penanganan Covid-19, akan melakukan monitoring dan evaluasi. Terkait ditemukannya strain virus baru Covid-19. Yakni B117 di Indonesia. Juru Bicara Satgas Covid -19, Prof Wiku Adisasmito menegaskan, pemerintah telah melakukan penjagaan di pintu masuk Indonesia. Dengan surveilans terhadap pelaku perjalanan internasional.
‘’Saat ini pemerintah sudah melakukan surveilans kedatangan dari luar negeri. Untuk mencegah masuknya strain Covid-19 di pintu masuk Indonesia. Selanjutnya merupakan tanggungjawab kita semua, mencegah penularan terjadi di masyarakat dengan disiplin melakukan protokol kesehatan,’’ kata Prof Wiku, saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB.
Satgas sendiri dalam menetapkan kebijakan pelaku perjalanan internasional, selalu berusaha adaftif. Dengan situasi dan kondisi yang ada. Termasuk perubahan kebijakan jika diperlukan. Saat ini upaya yang akan dilakukan ialah untuk mencegah penularan strain virus baru, di tengah-tengah masyarakat.
Untuk itu, kata dia, masyarakat diminta tidak memandang vaksin sebagai solusi mutlak mengatasi pandemi. Meskipun vaksin memang dapat menyelamatkan nyawa. Namun perubahan perilaku harus menjadi fondasi utama menghentikan penularan virus Covid-19 di Indonesia.
Dia juga meminta semua pihak waspada. Berdasarkan analisa terakhir dari World Health Organization (WHO), adanya kenaikan kasus di 4 benua. Amerika, Asia Tenggara, Eropa dan Mediterania Timur.
Hal ini sangat disayangkan. Seminggu sebelumnya, WHO menyatakan bahwa infeksi baru Covid-19 telah turun di seluruh dunia. Selama enam Minggu berturut-turut. Atau pertamakalinya penurunan berkelanjutan sejak pandemi dimulai.
‘’Besar kemungkinan kenaikan kasus global ini terjadi, karena disiplin protokol kesehatan di banyak negara mulai mengendur. Karena terlena dengan kedatangan vaksin,’’ lanjutnya.
Disiplin protokol kesehatan, harus terus digalakkan. Penanganan Covid-19 di Indonesia, hanya dapat dilakukan maksimal apabila seluruh elemen masyarakat bersedia bahu membahu, menjadi bagian dari solusi penanganan pandemi.
Upaya percepatan penanganan oleh pemerintah, berupaya melandaikan grafiknya, hingga kini berangsur menurun. Sebaliknya, pada sisi kesembuhan grafiknya perlahan terus mengalami peningkatan. Dibandingkan dunia, rata-rata perkembangan Covid-19 di Indonesia lebih baik.
Kata dia, perbandingan dengan melihat secara angka persentase. Metode persentase kasus, untuk melihat perbandingan antara satu lingkup dengan lingkup lainnya, dalam hal ini Indonesia dengan tingkat dunia.
Penggunaan persentase ini lebih baik. Dikarenakan jika menggunakan angka absolut, tidak akan mendapatkan hasil yang diharapkan. Mengingat ruang lingkupnya pun berbeda.
‘’Sebagai contoh, jumlah kasus di dunia tentunya akan selalu lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Karena kasus dunia, terdiri dari berbagai kasus di seluruh negara-negara yang terdampak Covid-19. Sedangkan kasus di Indonesia, terdiri dari satu negara saja,’’ jelasnya. (rdt)