
Pemain Arema Wajib Tes Sebelum Latihan. (ist)
Malang – Tim Medis Arema FC, yang diketuai dr. Nanang Tri WahyudiSp.KO., tak ingin kecolongan seperti kasus pemain asing, Bruno Smith Nogueira Camargo. Pemain kelahiran Franca (Sao Paulo, Brazil), 13 Juli 1992 tersebut, positif terpapar virus corona (Covid-19), Rabu (07/10/2020) malam lalu. Hanya dua hari pasca kedatangannya di Malang dari Brasil.
Tim Singo Edan kembali akan melakoni latihan bersama, Senin (04/01) mendatang. Seperti ditegaskan Manajer tim Arema FC, Ruddy Widodo awal minggu ini. Meski PSSI dan PT Liga Indonesia Baru sendiri, tak kunjung memberikan kepastian jadwal kick-off lanjutan kompetisi Liga 1 2020/2021.
”Antisipasi Covid-19 sebelum tim latihan tanggal 4 Januari 2021 nanti, tentu kami harus ekstra waspada dan ketat. Berlakukan protokol kesehatan terhadap para pemain dan staf pelatih. Yang berdatangan dari luar kota, pulau, bahkan luar Indonesia. Kasus Bruno Smith, menjadi pelajaran berharga bagi kami dan jangan sampai kita kecolongan lagi.”
”Meski dia datangke Malang telah dibekali health certificate (surat keterangan sehat) atau menggunakan surat keterangan layak terbang (fit to fly) yang dikeluarkan oleh otoritas yang berwenang di Brasil. Tapi ya terpapar Covid-19. Beberep apemain harus lakukan serologi test,” ujar dr. Nanang Tri Wahyudi.
Dokter spesialis kedokteran olah raga pada Persada International Hospital Malang itu menegaskan, pihaknya ketatakan memberlakukan protokol medis atau kesehatan internal Arema. Terhadap para pemain dan staf pelatih, sebelum gabung latihan atau masuk mess pemain.
”Paling tidak H-1 sebelum latihan, akan kami terapkan protokol kesehatan. Yakni setelah kedatangan pemain dan pelatih dari luar Malang. Jika mereka membawa hasil Rapid Test non-reaktif, tetap akan ada rapid test ulangan di Malang. Sehari sebelum latihan.
“Mereka juga diwajibkan meminimalisir kontak selama dalam perjalanan. Baik di bandara, terminal, maupun kendaraan umum. Bagi yang memiliki hasil Rapid Test reaktif, boleh bergabung latihan tim, jika telah mengantongi hasil Swab test negatif. Atau jika postif, ya harus isolasi mandiri 14 hari,” imbuh dr. Nanang Tri Wahyudi.
Tim media Arema FC sendiri, atas arahan Satgas Covid-19 PSSI Pusat, telah menyusun Protokol Kesehatan Internal sejak Juni 2020 lalu. Isinya secara garis besar ad aempat poin.
Fase pertama kedatangan pemain dan staf pelatih ke Malang, sebelum latihan, saat latihan dan pasca latihan.
Fase kedua sebelum berangkat kelokasi latihan, mereka wajib mandi di rumah atau mess. Menggunakan baju/jersey yang bersih atau sudah dicuci dan menggunakan masker. Mereka dilarang berangkat kelokasi latihan jika ada gejala demam dan batuk/pilek.
Fase ketiga, di saat latihan, mereka harus meminimalisir kontakfisik dengan orang lain (jabat tangan, berpelukan) dan dilarangmeludah di lapangan atau di area berkumpul. Juga dilarang minum dari gelas/botol yang samadenganpemain lain. Fase terakhir atau keempat, pasca latihan wajib mencuci tangandan kaki dengan sabun atau mandi. Mengumpulkan baju/jersey kotor di lokasi yang telah disiapkan, dan tetap wajib menggunakan masker.
”Prinsipnya, protokol kesehatan internal kami, sudah termodifikasi dari banyak sumber. Termasuk PSSI, IOC (International Olympic Committee), dan WHO (World Health Organization. Namun memang sewaktu-waktu masih dapat berubah sesuai dengan perkembangan kondisi pandemi virus corona,” tandasnya. (act/rdt)