Batu – Program vaksin Covid-19 gratis, yang beberapa hari lalu di lontarkan Presiden RI Joko Widodo, disambut baik oleh seluruh jajaran Forkopimda Kota Batu. Bahkan Pemkot Batu, telah menganggarkan Rp 10 miliar untuk program vaksin gratis itu.
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko menjelaskan, untuk pemberlakuan vaksin gratis tahun depan nanti, dirinya mengaku telah menganggarkan dana, untuk program vaksin gratis ini.
”Untuk hal itu, kami sudah menganggarkan dana sekitar Rp 10 miliar. Tinggal menunggu instruksi lebih lanjut saja dari pemerintah pusat. Yang jelas kami sudah menyiapkan dana itu,” katanya.
Tak hanya menganggarkan dana saja. Dewanti Cs juga akan menjadi orang pertama, yang dilakukan vaksinasi di Kota Batu.
“Vaksinasi pertama akan dilakukan kepada jajaran Forkopimda Kota Batu. Saya, Pak Wawali, Pak Sekda, Pak Ketua DPRD. Akan dilakukan vaksinasi pertama kali,” ungkapnya.
Kata Dewanti, hal ini memiliki tujuan agar masyarakat Kota Batu percaya. Bahwasanya vaksin ini aman untuk digunakan. Hal itu sama dengan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi. Yang juga menyatakan bahwa dirinya akan menjadi warga Indonesia pertama yang dilakukan vaksinasi.
Sementara itu, untuk kebutuhan vaksinasi, akan diprioritaskan kepada mereka dengan risiko tinggi terlebih dahulu. Seperti, petugas kesehatan, TNI, Polri, petugas pelayanan. Setelah itu, baru vaksin akan diberikan kepada masyarakat Kota Batu.
Selain itu, untuk kategori usia penerima vaksin ditargetkan warga yang berusia 15-59 tahun. Penerima vaksin masing-masing akan mendapatkan dua kali injeksi. Dengan rentang waktu antara injeksi pertama dan kedua selama 14 hari.
Sementara itu terkait syarat wajib rapid antigen, saat liburan Natal dan Tahun Baru, tak berlaku bagi Kota Batu. Wisatawan asal luar kota boleh masuk Kota Batu hanya dengan menunjukkan hasil tes cepat atau rapid test antibodi.
‘’Bukan rapid antigen. Tidak ada kewajiban seperti itu, namun harus rapid biasa,’’ kata Dewanti.
Menurut Dewanti, wisatawan sebelum bepergian, tentu akan terlebih dahulu memperhatikan kondisi kesehatannya. Karena jika individu merasa tidak enak badan, maka tidak akan melakukan perjalanan wisata. Dewanti juga memastikan, tidak akan ada penutupan obyek wisata di Kota Batu, selama libur Natal dan Tahun Baru. Karena, keputusan menutup obyek wisata, akan justru berpotensi menimbulkan kerumunan.
‘’Jadi semakin banyak destinasi, maka wisatawan akan terpecah kerumunannya. Pengelola wisata juga memberlakukan protokol kesehatan, termasuk membatasi jumlah pengunjung,’’ tegasnya.
Pemkot Batu juga mengizinkan pengelola hotel, untuk menggelar event skala lokal. Tanpa mengundang artis dari luar kota, demi mencegah sebaran virus Covid-19.
‘’Oleh sebab itu kami mengizinkan hotel untuk melakukan even skala lokal. Jadi tidak boleh mengundang artis dari luar kota,’’ tuturnya.
Surat edaran mengatur pelaksanaan libur Natal dan Tahun Baru, kemarin sore telah selesai. Selanjutnya, Pemkot Batu akan segera menyosialisasikan kepada pelaku wisata dan masyarakat luas. (ant/rdt)