
DIUSIR: Johan Ahmat Farizi ketika turun dalam laga menjamu Persik Kediri. Hanya saja, saat itu kapten tim Arema FC tersebut, hanya bermain 62 menit, sebelum diusir wasit karena memukul Ze Valente. (Foto: Arema Official)
MALANG POST – Komite Disiplin (Komdis) menjatuhkan dua sanksi untuk Arema FC. Sebagai dampak dari peristiwa di pekan ke-32 Liga 1 musim 2024/2025. Yakni saat Singo Edan menjamu Persik Kediri, di Stadion Kanjuruhan, Minggu (11/5/2025) lalu.
Dalam pengumuman hasil sidang Komdis PSSI yang dipublikasikan Senin (19/5/2025) kemarin, Arema FC dijatuhi sanksi denda dan hukuman laga tanpa penonton.
Kemudian kapten tim Arema FC, Johan Ahmat Farizi, disanksi larangan tambahan larangan bermain untuk dua laga. Selain sanksi larangan bermain sekali, karena terkena kartu merah langsung.
Johan Farizi terbukti melakukan pemukulan dari belakang, kepada Ze Valente, dalam laga yang dimenangkan Persik Kediri, dengan skor 3-0 tersebut.
Dengan sanksi tersebut, dipastikan alumni Akademi Arema itu harus absen hingga kompetisi Liga 1 musim 2024/2025 ini berakhir.
Sedangkan untuk tim Arema FC sendiri, selain harus membayar denda Rp20 juta, akibat terjadinya pelemparan batu ke bus Persik Kediri. Juga harus bertanding tanpa penonton di partai kandang terdekat.
Itu berarti di pekan ke-34, yang menjadi laga terakhir Arema FC di kompetisi Liga 1 musim 2024/2025 ini, laga Arema FC versus Semen Padang, boleh digelar di Stadion Kanjuruhan. Tetapi tanpa ada penonton.
Hal itu merujuk pada perubahan jadwal pertandingan di pekan ke-34, yang dilakukan operator kompetisi, PT Liga Indonesia Baru.
Semua laga dimajukan sehari dari jadwal semula. Untuk Arema FC, yang sedianya menjamu Semen Padang pada Minggu (25/5/2025), berubah menjadi Sabtu (24/5/2025).
Di jadwal terbaru tersebut, PT Liga Indonesia Baru tetap menulis jika pertandingan terakhir Arema FC tersebut, tetap digelar di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang.
Padahal sebelumnya, General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi, sempat ‘mengancam’ akan bermain di luar Stadion Kanjuruhan. Sebagai bentuk kekecewaan manajemen, terhadap insiden pelemparan batu yang dilakukan oleh oknum suporter.
Alasannya, Manajemen Arema FC merasa selalu menjadi pihak yang disalahkan atas berbagai permasalahan yang timbul. Termasuk pelemparan bus tim tamu.
“Manajemen selalu jadi bahan cercaan. Seolah pelaku utamanya pelemparan bus. Entah itu oknum atau seseorang atau kelompok, yang merasa bahwa perilakunya tidak salah.”
“Sekali lagi, kejadiannya terjadi di area zona 4. Di luar kawasan stadion dan jauh dari kewenangan Panpel. Semestinya bisa diantisipasi,” kata Inal, panggilan akrabnya.
Karenanya, Arema FC mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas insiden pelemparan bus Persik Kediri.
“Polisi harus tangkap dan ungkap pelaku dan motif pelemparan bus Persik Kediri. Jika pelaku kecewa dengan terkait penyelenggaraan atau kecewa karena Arema FC kalah, kenapa tidak dilimpahkan ke kami?” ujarnya.
Karena itulah, lanjut Inal, Arema FC menpertimbangkan terkait masa depan Singo Edan dalam sisa kompetisi Liga 1 musim ini. Terutama mengenai kemungkinan tidak bermain di kandang sendiri.
Sedangkan Ketua Panpel Arema FC, Erwin Hardiyono menyatakan, pihaknya menghormati sanksi yang diberikan.
Ia juga menegaskan, insiden ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi seluruh pihak terkait. Termasuk panpel, klub, Aremania dan pihak keamanan secara keseluruhan.
“Kami dari Panpel Arema FC, menerima keputusan dari Komdis PSSI. Ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kami semua, untuk melakukan introspeksi dan berbenah diri,” ujar Erwin.
Pihaknya tidak hanya menyoroti internal klub dan suporter. Tetapi juga menaruh harapan pada pihak kepolisian.
Arema FC memohon agar kepolisian melakukan evaluasi terhadap pola pengamanan dan penertiban, terutama di area zona 4 atau di luar stadion.
Erwin meyakini, pihak kepolisian akan bertindak profesional dalam mengungkap dan menangkap pelaku penyerangan tersebut.
“Kami juga memohon kepada pihak kepolisian untuk mengevaluasi pola pengamanan dan penertiban, terutama di area zona 4 di luar stadion. Kami percaya pihak kepolisian akan segera mengungkap dan menangkap pelaku penyerangan,” tambahnya. (*/Ra Indrata)