
Malang – Banyak waktu dengan berdiam diri dirumah akibat pandemi Covid-19 seperti ini, membuat banyak masyarakat dilanda kebosanan. Berbagai cara diakukan untuk mengisi waktu luang dengan melirik kembali berbagai jenis hobi. Atau, bahkan menciptakan hobi baru. Seperti seni mendesain obyek dalam air aquarium, atau yang biasa disebut seni aquascape.
Terdapat perbedaan antara hobi aquascape dan aquarium. Obyek landscape atau pemandangan bawah air, bisa berupa tampilan tanaman dan tumbuhan air, berbagai jenis karang, pegunungan bawah air dan akar kayu, merupakan elemen utama dalam seni aquascape. Sementara ikan yang menjadi obyek utama aquarium, hanya menjadi pelengkap.
Hobi ini membutuhkan ketelitian dan kreativitas. Karena akan menentukan hasil akhir tampilan pemandangan bawah laut yang sesuai keinginan. Untuk itu, pemilihan konsep dan komponen menjadi hal penting dalam membuat aquascape agar indah.
Menurut Siti Maimunah, seorang pelaku usaha aquascape, ada beberapa model yang digemari. Diantaranya, model freehand aquascape style, aquascape gaya natural, dutch style, iwagumi, dan beberapa lainnya. Antara satu model dengan model lainya terdapat perbedaan karakter dan ciri spesifik yang sangat menonjol.
Seperti model freehand aquascape lebih mengedepankan kebebasan berekpresi.Sementara model Belanda atau dutch style lebih kepada panorama indah ala Eropa.
Siti menambahkan, selain model aquascape, pemilihan komponen juga ikut menentukan. Seperti pemilihan jenis tanaman, jenis fauna, jenis batu, dan kayu- kayuan. Untuk jenis bebatuan, yang paling banyak dipilih penghobi aquascape diantaranya jenis batu seiryu, batu lava, batu eragon, dan batu fosil. Sementara untuk tambahan jenis ikan, diantaranya ikan tetra, rasbora, livebearer, ikan angelfish, dwarf gourami, dan cherry barb.
Sementara itu, salah satu penggemar hobi aqascape, Yudi, saat ditemui DI’s Way Malang Post mengatakan, bahwa salah satu kendala yang dihadapi penggemar hobi kreatif ini yaitu tumbuhan harus mendapat asupan sinar matahari untuk fotosintesis, sehingga perlu penanganan khusus. Sementara, untuk perawatan, hanya perlu mengganti air setiap satu minggu sekali. Juga ditambahi filter air dan gelembung udara untuk menjaga kadar oksigen.
Terkait biaya, Yudi menambahkan, harga komponenya tergantung dari jenis dan ukurannya. Seperti harga komponen kayu yang bisa mencapai Rp 1 juta, bahkan lebih.Kemudian harga batu-batuan mulai dari Rp 60 ribu hingga Rp100 ribu. (Zia /ekn)