Batu – Hari pahlawan, petani Kota Batu makin tersenyum bahagia. Mereka menerima program dari Kementrian ESDM dan Komisi VII DPR RI. Berupa pendistribusian paket konversi BBM ke BBG untuk mesin pompa bagi petani.
Kepala Seksi Pengadaan, Pembangunan, Infrastruktur Migas, Mariani mengatakan: Program ini gratis dari Kementrian ESDM. Jadi paket ini diberikan murni seperti ini. Namun terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh petani untuk mendapat bantuan tersebut.
“Kriterianya, kalau petani biasa, lahannya tak kurang dari setengah hektar. Sedangkan untuk transmigrasi dan transmigran, lahannya harus tak kurang dari 2,5 hektar. Serta sudah memiliki mesin pompa air. Karena program yang kami canangkan ini adalah konversi. Bukan membagikan pompa,” ujarnya.
Pompanya harus memiliki daya gerak maksimal 6,5 Hp dan berbahan bakar bensin. Karena teknologi untuk mengkonverter ini, hanya ada untuk bensin. Bukan untuk solar. Selain itu, petani juga harus mengumpulkan persyaratan berupa KTP, KK dan Kartu Tani. Petani yang belum mendapatkan kartu tani atau kartu taninya sedang diproses, mendapat kemudahan. Bisa mendapatkan surat pernyataan dari Dinas terkait.
“Kota Batu saat ini, mendapatkan 170 unit bantuan mesin pompa. Disebar di dua kecamatan lebih dulu,” bebernya.
Sebelum dibagikan ke petani, teknologi ini telah diuji coba. Dilakukan di BPP Pertanian Kecamatan Tenon, Kabupaten Sragen. “Saat uji coba di BPP Sragen. Kami gunakan lahan 0,4 hektar. Uji coba selama 8 jam menggunakan mesin pompa air. Pada uji coba itu, ditemukan data jika satu buah LPG 3 kg mampu bertahan selama 8 jam,” ungkapnya.
Dibanding menggunakan bensin, alat ini jauh lebih irit. Jika menggunakan bensin menghabiskan 8 liter untuk 8 jam. Dengan biaya sekitar Rp 58.400. Tapi jika menggunakan satu buah LPG 3 kg, biayanya berkisar Rp 20 ribu.
“Maka dari itu dengan menggunakan alat ini bisa menghemat biaya lebih dari 50 persen. Dari segi keamanan, Insyaallah sangat aman. Karena langsung dibuat oleh produsennya, langsung tergabung dengan konverternya. Untuk satu paket mesin pompa air ini, kira-kira menelan biaya sekitar Rp 7.5 juta,” lanjutnya.
Pada tahun lalu, 1000 paket mesin pompa air telah dibagikan di empat kabupaten. Bantul, Malang, Sragen dan Klaten. Masing-masing daerah menerima 250 paket. “Insyaallah program ini akan berkelanjutan. Karena pada tahun ini saja, sudah terdapat 24 Kab/Kota yang mendapatkan bantuan sebanyak 10 ribu unit,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Batu, Punjul Santoso mengucapkan terima kasih sebesarnya kepada Pemerintah RI melalui Kementrian ESDM dan DPR RI Komisi VII. Karena telah memberikan bantuan pompa air konversi dari BBM ke BBG bagi petani Kota Batu.
“Bantuan ini diberikan bagi petani yang telah memiliki lahan. Untuk mendapatkan bantuan ini, para petani harus memiliki pompa air lebih dulu. Pompa air yang akan didapat petani tak ditukar. Namun hanya akan diberi tanda jika para petani-petani tersebut telah mendapatkan bantuan,” katanya.
Setelah ini, pemerintah daerah akan terus bersinergi dengan DPRD Kota Batu. Senantiasa melihat dan mengevaluasi manfaat dari alat ini. “Jika dirasa bantuan ini kurang memiliki manfaat. Kami akan melaporkan kepada pusat, jika bantuan ini kurang memiliki manfaat. Namun jika memiliki manfaat untuk petani, kami berharap agar bantuan yang diberikan juga bertambah,” ujarnya. (ant/jan)