
KERAS: Pemain-pemain Arema FC tampak melakukan protes kepada wasit Candra, saat dijamu Persis Solo. Di laga yang berlangsung di Stadion Manahan itu, enam pemain Arema FC mendapatkan kartu kuning. (Foto: Arema Official)
MALANG POST – Laga pekan ke-31 Liga 1 musim 2024/2025, yang mempertemukan Persis Solo versus Arema FC, benar-benar berlangsung panas.
Pelanggaran keras hingga benturan badan serta saling ‘serang’, menjadikan Wasit Candra yang memimpin laga di Stadion Manahan, Surakarta, harus merogoh delapan kartu kuning.
Celakanya, enam kartu kuning justru diterima Arema FC. Melebihi batas atas perolehan kartu. Menjadikan sanksi Komisi Disiplin PSSI, sudah pasti bakal diterima Singo Edan.
Suasana panas itu terjadi, setelah Arkhan Fikri berhasil menjebol gawang Persis Solo, yang dikawal Muhamad Riyandi, di menit ke-79.
Bagaimana tidak, turun di laga yang berlangsung Senin (5/5/2025) malam, Persis mematok target harus menang. Agar bisa menjauh dari zona degradasi.
Tetapi nyatanya, gawang mereka justru dibobol terlebih dahulu. Sedangkan peluang-peluang yang dihasilkan penggawa Laskar Sambernyawa, selalu berhasil dimentahkan kiper Lucas Frigeri.
Sementara Arema FC yang sudah berada di posisi aman dari jeratan degradasi, justru terlihat bermain sabar. Pun saat pemain-pemain Persis Solo memancing emosi, Johan Ahmat Alfarizie dan kawan-kawan tidak meladeni.
Sayangnya, pemain-pemain Arema FC dianggap sering memicu permainan keras yang menjurus ke kasar. Menjadikan Wasit Candra, sampai mengeluarkan enam kartu untuk pemain Arema FC.
Di mata pelatih Arema FC, Jose Manuel Gomes da Silva, permainan keras itu bisa jadi karena pemain-pemainnya memiliki motivasi tinggi untuk bisa memenangkan pertandingan.
Apalagi sudah tiga laga terakhir, Arema FC tidak pernah bisa menang. Yakni kalah 2-3 dari Persita, kalah 0-1 dari Madura United dan imbang 1-1 lawan Persebaya Surabaya.
“Kemenangan itu karena dukungan yang kuat dari suporter, yang menginginkan kami bisa memenangkan pertandingan. Sekalipun mereka tidak hadir secara langsung.”
“Motivasi pemain juga sangat luar biasa. Jadi meski Persis Solo memiliki banyak peluang, tapi kami tetap bisa menang 1-0,” ujar Ze Gomes, dalam post match press conference, Senin (5/5/2025) malam tersebut.
Melihat penampilan Singo Edan di hadapan penonton yang hampir memenuhi Stadion Mahanan, angkat topi pantas diberikan kepada Johan Ahmat Alfarizie dan kawan-kawan.
Bagaimana tidak, mereka bermain sabar dan tidak terpancing dengan permainan keras dan cepat yang dilakukan Persis Solo.
Bahkan dengan mengandalkan counter attack, terbukti sukses untuk menjungkalkan target tuan rumah yang ingin meraih tiga poin.
Jarak antar pemain yang tidak saling berjauhan, juga menjadikan nyaris tak ada celah pada area pertahanan Arema FC. Hal itu ditunjang dengan kokohnya barisan tengah Singo Edan, sekalipun tanpa diperkuat gelandang asal Brasil, Pablo Oliveira.
Keputusan untuk membangkucadangkan Charles Lokoli Ngoy, nyatanya juga cukup ampuh untuk menjadi senjata pamungkas bagi Arema FC.
Karena di saat pemain-pemain Persis Solo sudah kehabisan ‘bensin’ karena terus menggempur pertahanan Arema FC, tetapi tidak mampu menjebol gawang Lucas Frigeri, menjadikan kecepatan mereka untuk kembali ke daerah pertahanan menjadi berkurang.
Disaat itulah, lewat skema serangan balik, Arema FC benar-benar memanfaatkan kecepatan yang dimiliki Charles Lokoli Ngoy.
“Charles Lokoli Ngoy baru main di babak kedua, karena dia tidak bisa latihan selama dua hari setelah sakit. Jadi, kondisinya memang tidak benar-benar siap,” kata Ze Gomes.
Tapi dengan tampilnya Charles Lokoli Ngoy, menjadkan perhatian kepada Dalberto Luan Belo menjadi terpecah. Hingga Arema FC bisa memanfaatkan celah itu untuk mencetak gol. Meski yang menciptakan gol kemenangan adalah Arkhan Fikri. (Ra Indrata)