
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono saat mengunjungi Millenial Shrimp Farming (MSF) di Desa Gundil, Kecamatan Kendit, Situbondo, Selasa (16/3).
Situbondo – Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, mengunjungi Millenial Shrimp Farming (MSF) di Desa Gundil, Kecamatan Kendit, Situbondo, Selasa (16/3).Tambak ini mendapat apresiasi Menteri KKP karena produksinyamampu menghasilkan 1,5 ton udang per kolam.
Menteri Sakti mengatakan, kaum milenial sudah terbukti memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi. Sebab, terbukti dalam dunia industri 4.0, kaum milenial punya potensi besar. sehingga sangat perlu dilibatkan kaum milenial untuk mengenal dan terjun langsung dalam dunia akuakultur.
Ia menjelaskan, meski kolam itu melibatkan kaum milenial, produksinya sangat melimpah. Hingga 30 ton per hektare. “Minimal 60 unit kolam dengan 60 pembudidaya, dan hal itu diharapkan dapat menjamin peningkatan kesejahteraan pembudidaya dengan pendapatan 5 juta per bulan,” jelas pria yang akrab disapa Trenggono itu.
Trenggono menambahkan, MSF Situbondo ini menerapkan inovasi teknologi budidaya kolam bundar dengan diameter 20 m yang dapat dibongkar pasang dengan padat tebar mulai dari 250 ekor per meter2.
“Diperlukan para kaum milenial yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi terutama dalam dunia industri 4.0. Kita ini punya potensi besar, sehingga perlu kita libatkan kaum milenial untuk mengenal dan terjun langsung dalam dunia akuakultur, ” terangnya.
Lebih lanjut, tambak itu telah berinovasi melalui digitalisasi. Seperti pengolahan limbah yang baik, tandom kolam sedimentasi, serta terpantau CCTV. “Pengembangan perikanan budidaya telah menggerakkan ekonomi masyarakat,” imbuh Trenggono.
Seperti diketahui, perikanan budidaya mendapat perhatian Presiden Joko Widodo. KKP mendapat mandat untuk mengoptimalkan produksi perikanan budidaya, sebanding dengan potensi yang dimiliki.”KKP fokus pada produk eskpor komoditas unggulan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi, yaitu udang, lobster dan rumput laut,” bebernya.
Diperoleh data, komoditas udang dipilih menjadi prioritas berdasarkan data ekspor periode 2020. Diketahui, volume ekspor udang Indonesia mencapai 239.227 ton, dengan nilai US$2,04 miliar. (ren/zai/ekn)