Malang – Bagi anda penggemar brand fashion H&M, ada kabar kurang menyenangkan bagi anda, khususnya yang sering berbelanja di gerai raksasa ritel itu. Pasalnya, H&M berencana menutup 250 gerai tahun depan. Jumlah itu, setara 5 persen dari total gerai perusahaan sebanyak 5.000 gerai di seluruh dunia.
Dalam pernyataan resmi, manajemen H&M menjelaskan langkah mengurangi jumlah toko dikarenakan dampak pandemi Covid-19 yang membuat konsumen banyak beralih pada penjualan online.
“Semakin banyak pelanggan mulai berbelanja online selama pandemi,” kata CEO H&M Helena Helmersson dilansir dari CNN, Jumat (2/10).
Seperti diketahui, pandemi telah meningkatkan tren belanja online konsumen karena pembatasan sosial. Rival H&M, Inditex telah mengumumkan terlebih dulu penutupan 1.200 gerainya di seluruh dunia. Perusahaan mode yang menaungi label Zara itu akan meningkatkan penjualan secara online.
Perusahaan asal Swedia itu tercatat menutup sementara hampir 80 persen gerainya ketika puncak covid-19. Namun, memasuki periode Juni-Agustus kondisinya semakin membaik karena H&M sudah mulai membuka toko secara bertahap.
Perbaikan tersebut juga didukung oleh pertumbuhan signifikan dan menguntungkan dari belanja online. Namun, penjualan H&M pada September masih turun 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Meskipun tantangan masih jauh dari selesai, kami percaya bahwa yang terburuk telah berlalu. Kami berada di posisi keluar dari krisis,” imbuhnya.
H&M sendiri telah menutup sementara 80 persen dari keseluruhan tokonya akibat pandemi. Perusahaan ritel asal Swedia tersebut mengatakan, memasuki periode Juni-Agustus atau kuartal III ini, bisnis perusahaan semakin membaik. Bahkan H&M sudah mulai membuka toko secara bertahap.
Akan tetapi, penjualan pada bulan September ini masih lebih rendah 5 persen jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Perusahaan tetap optimis akan melewati kondisi sulit ini.
“Meski tantangan yang terjadi saat ini masih jauh dari usai, kami percaya kondisi terburuk sudah kami lewati dan kami yakin dapat menghadapi krisis dengan lebih kuat,” ujar CEO H&M Helena Helmersson dalam keterangan tertulis. (cnn/anw)