KOMPAK: Para unsur terkait, mulai dari para Deputi Kepala KPwBI Malang, Founder Art Coffee Festival, maupun Founder Malang Fashion Week, memiliki optimisme tinggi pada pelaksanaan Artcofest dan MFW 2025. (Foto: Ra Indrata/Malang Post)
MALANG POST – Dua hajatan besar dalam ekonomi kreatif, bakal mendapatkan dukungan penuh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang. Yakni Artcofest dan Malang Fashion Week (MFW) 2025.
Artcofest 2025 mengusung tema: Brewing Bridges, Coffee Fair for All. Bakal berlangsung di Auditorium Universitas Brawijaya, pada Senin (3/11/2025). Dengan menyuguhkan beberapa kegiatan. Diantaranya business matching, coffee competition, workshop, exhibition, talkshow, dan pertunjukan seni.
Sedang Malang Fashion Week (MFW) 2025, yang tahun ini menjadi penyelenggaraan ke-8, bakal digelar Kamis-Minggu (6-9/11/2025). Akan bergabung 318 desainer dari berbagai daerah. Ditambah dua desainer internasional dari Singapura dan Myanmar.
Dua even tersebut, diyakini bakal menjadi mengungkit utama roda perekonomian di Malang Raya. Bahkan BI Malang sangat optimism dengan dukungan even tersebut, target pertumbuhan ekonomi di wilayah kerja KPwBI Malang, bisa mencapai 5 persen hingga akhir 2025 mendatang.
“BI Malang, selalu mendukung penuh semua event yang bisa menjadi pusat pergerakan atau perputaran ekonomi di wilayah.”
“Artcofest dan MFW merupakan event besar di bidang ekonomi kreatif. Kami berharap dari dua event tersebut, bisa membawa pergerakan positif perputaran ekonomi di Malang.”
Penegasan itu disampaikan Deputi Kepala KPwBI Malang, Dedy Prasetyo, dalam Media Briefing Artcofest dan MFW 2025, di Ombe Kofie Araya, Kamis (30/10/2025) pagi.
Terlebih-lebih pada dua even yang terhubung lewat business matching tersebut, bakal menghadirkan petani kopi, pengusaha sampai desainer maupun perancang busana. Mereka bakal bertemu secara langsung dengan buyer maupun investor potensial lainnya.
“Itulah sebabnya, BI Malang memberikan dukungan penuh pada Artcofest maupun MFW 2025. Yang bisa menjadi momen penting untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif di wilayah kerja BI Malang.”
“Kedua sektor industri ini, sangat potensial untuk terus dikembangkan dan difasilitasi. Karena memberi efek domino yang baik,” tegasnya.

DUKUNGAN: Deputi Kepala KPwBI Malang, Dedy Prasetyo, saat menyampaikan paparan terkait dukungan BI Malang terhadap dua event besar di awal November 2025 mendatang. (Foto: Ra Indrata/Malang Post)
Artinya dalam event tersebut, BI Malang akan mendorong industri bisnis kopi dan fesyen, mulai dari hulu ke hilir untuk saling terhubung.
Dicontohkan, dari petani kopi kemudian ke buyer atau pemilik usaha kopi lainnya, bakal bisa dipertemukan.
Pun dengan MFW 2025, akan mempertemukan mulai dari pengrajin fesyen hingga desainer dan buyer, lewat business matching agar muncul transaksi secara langsung dalam event tersebut.
Selain itu, Artcofest juga akan dijadikan momentum untuk mencari solusi bersama, guna meningkatkan produktivitas kopi di wilayah kerja KPwBI Malang.
Terlebih kondisi kebun kopi di Indonesia pada umumnya, adalah perkebunan rakyat. Bahkan 98 persen kebun kopi di Indonesia, dikelola oleh masyarakat. Dengan menghasilkan 99,5 persen kopi di Indonesia.
Khusus untuk Jawa Timur, saat ini memiliki 91.309 hektare kebun kopi. Dengan 75 ribu hektare adalah milik masyarakat. Sisanya dikelola oleh PTPN.
KPwBI Malang sendiri, saat ini membina empat kelompok tani kopi dan dua mitra pembinaan. Di antaranya berada di Pasuruan, Batu sampai Probolinggo.
“Kita juga membantu pemasarannya, dengan mengikutsertakan mereka pada berbagai pameran. Termasuk juga memfasilitasi dalam kegiatan business matching dengan para pembeli kopi,” jelas Dedy.
Sementara itu, Dias Satria, Founder Art Coffee Festival, mengatakan, pihaknya akan melibatkan sekitar 50 petani kopi dari Malang Raya, untuk mengikuti business matching. Agar antara petani kopi dan buyer bisa berinteraksi langsung, dengan harapan bakal muncul transaksi.
“Nantinya juga ada Session Talk, Workshop, Art Show, Kompetisi V60 dan Coffee Exhibition.”
“Kami juga akan melaunching Pusat Pengembangan Bisnis Kopi di Universitas Brawijaya (UB). Semua ini karena kami melihat potensi bisnis kopi sangat besar di wilayah Malang Raya,” tegas Dias.
Founder Malang Fashion Week (MFW) 2025, Agus Sunandar, menambahkan, untuk MFW tahun ini dipastikan bakal tampil lebih segar dengan tema ‘Vectra’.
Apalagi MFW menjadi satu dari tiga fashion week yang terverifikasi di Indonesia. Dua lainnya adalah Jakarta Fashion Week dan Jogya Fashion Week.
“Dari awal yang kita tekankan, Malang Raya itu adalah fashion tourism. Jadi bagaimana kita mempertemukan antara event fashion dengan obyek pariwisata dan potensi wisata yang ada di Malang Raya,” kata Agus.
Perbedaan utama MFW tahun ini dibanding sebelumnya, adalah munculnya sesi ketika karya dari pada desainer di jual dengan harga murah. Sebagai bentuk campaign untuk mendukung Sustainable Fashion.
“Jadi yang biasanya harganya Rp1 juta lebih, nanti bisa didapat hanya Rp100 ribu – 200 ribuan saja,” katanya.
Pihaknya juga mengakui, sepanjang delapan tahun kiprah MFW ini, selalu mendapat dukungan penuh dari BI Malang. Apalagi Agus juga menyadari, menggelar event fashion tidak mudah. Serta membutuhkan biaya yang cukup besar. (Ra Indrata)




