Walikota Malang, Wahyu Hidayat, hadiri puncak BIK 2025 yang digelar OJK Malang. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
MALANG POST – Ribuan orang mengikuti kegiatan puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025 yang digelar Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang di seputaran Jalan Kertanegara dan Jalan Tugu (depan Balaikota dan Gedung DPRD Kota Malang), Minggu (26/10/2025).
BIK digelar rutin tiap tahun oleh OJK Malang dengan tuan rumah puncak BIK bergilir di masing-masing kota. Setelah Kabupaten Malang dan Kota Batu, tahun ini giliran Kota Malang yang jadi tuan rumah puncak BIK.
Berbagai rangkaian kegiatan BIK telah digelar di wilayah kerja OJK Kota Malang guna meningkatkan literasi dan inklusi keuangan bagi masyarakat. Pada puncak BIK 2025, tidak hanya kegiatan edukasi literasi keuangan, tetapi diadakan pula Fun Walk, EduFin Challenge, Pasar Rakyat UMKM, Promo Produk Keuangan, Financial Expo, Fun Zumba hingga penampilan bintang tamu Adrian Khalif.
Juga ada pengumuman Duta Literasi Pasar Modal 2025. Acara bertema “Inklusi Keuangan, Pilar Pertumbuhan Ekonomi Nasional” itu berlangsung sejak pukul 06.00 WIB. Ribuan peserta mengikuti jalan sehat sejauh 5 kilometer dengan antusias, disertai berbagai kegiatan edukatif, permainan keuangan, dan hiburan.
Kepala OJK Malang, Farid Faletehan menyebut, kegiatan ini menjadi upaya memperkuat literasi dan inklusi keuangan masyarakat secara menyenangkan.
“Bulan Inklusi Keuangan ini bertujuan membangun pondasi pemahaman masyarakat terhadap produk lembaga keuangan, baik bank maupun non-bank. Harapannya, masyarakat bisa semakin mandiri dalam mengelola keuangannya,” ujarnya di sela acara.
Farid menjelaskan, kegiatan di Malang diikuti sekitar 100 lembaga keuangan dari berbagai sektor mulai perbankan, asuransi, lembaga pembiayaan, hingga UMKM binaan Bank Indonesia dan komunitas Kayutangan Creative District. Setiap lembaga membuka stan pameran produk serta layanan keuangan yang mudah diakses masyarakat.
“Kami ingin masyarakat belajar sambil bermain. Ada fun games, senam, dan hiburan rakyat agar edukasi keuangan terasa ringan dan menarik bagi semua kalangan,” tambahnya.
OJK Malang menyiapkan lebih dari 5.000 kupon undian dengan hadiah utama berupa sepeda motor, sepeda listrik dan barang elektronik rumah tangga.

Kepala OJK Malang, Farid Faletehan, serahkan piagam penghargaan bagi pemenang duta literasi pasar modal 2025. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
Di sepanjang rute jalan sehat, peserta melewati empat pos edukasi yang merepresentasikan tahapan literasi keuangan: pondasi keuangan, pertumbuhan, proteksi, dan kemandirian finansial. Melalui kuis dan permainan interaktif, peserta diajak memahami pentingnya menabung, mengenali produk keuangan resmi, hingga bijak dalam berinvestasi.
Memang tujuan utama BIK 2025 ini adalah menuju kemandiran finansial dan menjadi warga yang bijak bertranskasi keuangan. Di puncak BIK 2025 ini, OJK Malang mengajak warga Malang Raya “berevolusi” secara finansial.
Menurut Farid Faletehan, financial evolution ini merujuk pada kondisi perekonomian di Malang Raya. Terlebih dilihat dari tingkat penyaluran kredit di wilayah Malang Raya serta kondisi transaksi keuangan yang ada.
“Jadi di Malang ini pertumbuhan kreditnya tinggi. Hampir menyentuh 10 persen. Angka ini lebih tinggi dari nasional yang ada di sekitar 7,6 persen. Ini baik. Tetapi dari pertumbuhan kredit tinggi ini jumlah penipuannya yang masuk keaduan kami juga tinggi,” ungkap Farid.
Dia mengatakan hal ini menjadikan Warga Malang Raya sebagai target tepat untuk mendapat literasi keuangan yang harus dilakukan secara kontinyu. Menurut Farid, dengan pola masyarakat yang memiliki aktivitas finansial yang dinamis, hal ini juga menimbulkan potensi aktivitas keuangan ilegal juga meningkat, termasuk praktik penipuan.
Karena itu, OJK Malang memberikan banyak sosialisasi dan kegiatan edukasi keuangan ke berbagai kelompok masyarakat di Malang Raya sepanjang 2025 ini.
“Intinya terus memberikan edukasi literasi keuangan. Warga harus diberi kombinasi edukasi bagaiamana mereka paham tentang aktivitas keuangan yang baik sekaligus harus tau kapan waspada terhadap jenis-jenis penipuan.
Diungkapkan Farid, tingkat inklusi keuangan Kota Malang saat ini mencapai sekitar 86 persen, dan targetnya akan naik menjadi 90 persen dalam waktu dekat. “Keterlibatan UMKM dan lembaga keuangan seperti yang hadir hari ini adalah salah satu kunci agar target itu bisa tercapai,” tambahnya
Walikota Malang, Wahyu Hidayat, yang juga hadir di puncak BIK 2025 ini mengapresiasi kegiatan ini. Menurut Wahyu, evolusi bukan hanya sekadar perubahan pada sistem dan produk keuangan secara fisik saja. Namun, juga harus mengarah pada pola pikir masyarakat. Warga harus paham terhadap produk-produk keuangan yang legal dan sehat.
“Banyak kejadian tidak diinginkan yang terjadi, masyarakat akhirnya tertipu dan rugi secara finansial. Ini yang harus diperangi dengan memberikan pemahaman terus ,” tegas Wahyu.
Dia berharap BIK yang diinisiasi OJK dapat terus memberikan kontribusi positif terhadap pemahaman literasi masyarakat. Khususnya Kota Malang dalam hal keuangan. Agar kejadian penipuan tidak lagi menghantui masyarakat.
Kegiatan puncak BIK dihadiri juga Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani S, Kepala BI Malang, Febriana, Forkompimda, sejumlah kepala perangkat daerah dan camat se Kota Malang, serta para pimpinan industri jasa keuangan. (Eka Nurcahyo)




