
MALANG POST – Sejak nama Aremania mulai dikenal di kancah sepakbola Indonesia, Aremania sebagai suporter fanatik Arema FC, tidak pernah memiliki niat untuk merusak rumah sendiri.
Karena kedewasaan dan harga diri yang sangat tinggi, menjadikan Aremania tidak kemana-mana, tetapi ada dimana-mana.
Hal itu disampaikan Sunavip Ra Indrata, mantan Manager Arema FC yang juga wartawan senior, saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Rabu (21/5/2025).
Sebagai seorang jurnalis, Ra Indrata mengatakan, sudah membersamai Arema dan Aremania sejak 2004 lalu.
“Saya sangat ingat betul, Aremania selalu dikenal sebagai suporter yang tertib. Bahkan pernah mendapat gelar sebagai suporter terbaik.”
“Penghargaan itu diberikan, setelah puluhan ribu Aremania, memadati Gelora Bung Karno, untuk memberikan dukungan kepada Arema FC, tanpa ada kerusuhan,” katanya.
Selain itu, selama mengikuti Arema FC, juga tidak pernah melihat Aremania berniat merusak klubnya sendiri.
Bahkan dulu saat era kerusuhan massal yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, Aremania menjadi garda terdepan bersama aparat keamanan, untuk menjaga Malang Raya.
Sedangkan terkait insiden pelemparan batu ke bus Persik Kediri baru-baru ini, Ra Indrata juga yakin itu bukan perbuatan Aremania.
Menurutnya, ada pihak yang memang sengaja ingin merusak citra Arema dan Aremania, dengan memecah belah suporter. Hingga merugikan klub dan suporter.
Sementara itu, Koordinator Presidium Aremania Utas, Ali Rifki, menyayangkan adanya aksi pelemparan batu terhadap bus Persik Kediri, yang terjadi setelah pertandingan di Kanjuruhan, Minggu (11/5/2025) lalu.
Meskipun memang pertandingan itu berjalan kurang baik bagi Arema FC, kata Ali, sehingga menimbulkan rasa kecewa di kalangan suporter.
Ali menyebut, sebelumnya saat pertandingan digelar di Blitar, Aremania bahkan menutup laga dengan nyanyian persahabatan. Itu jadi sebuah bukti kalau suasana sudah jauh lebih damai dari dulu.
Meski begitu, Ali Rifki tidak menampik kalau dari rekaman yang sempat beredar soal pelemparan batu pada bus Persik Kediri, kelompok itu terlihat seperti bagian dari Aremania.
“Jika benar Aremania, tetap harus diproses hukum dan tidak diberikan toleransi.”
“Karena citra yang kembali dibangun mati-matian, rusak dalam sekejap karena kejadian itu.”
“Meski kejadian itu juga menjadi evaluasi bagi klub Arema dan Aremania juga,” tandasnya. (Faricha Umami)