
MALANG POST– Menjadi lulusan pertama program fasttrack S1 ke S2 Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Malang (UM), Anisa Musyaroful Ikhrom membuktikan bahwa percepatan studi bukan sekadar wacana.
Mahasiswa yang berumur 23 tahun ini menyelesaikan gelar sarjana dan magister dalam waktu kurang dari lima tahun.
Keberhasilan Anisa diumumkan dalam sidang tesis pada Kamis, 24 April 2024. Di hadapan dewan penguji, ia mempresentasikan penelitian berjudul
“Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Google Sites tentang Bencana Periode Majapahit dan Mitigasinya untuk Menunjang Kemampuan Berpikir Spasial dan Kesadaran Sejarah Mahasiswa”.
Tesis ini dibimbing oleh Dr. Deny Yudo Wahyudi dan Aditya Nugroho Widiadi, Ph.D., dengan fokus memadukan teknologi digital, mitigasi bencana dan pembelajaran sejarah.
Koordinator Program Studi Magister Pendidikan Sejarah UM, Aditya Nugroho Widiadi, Ph.D., menyebut pencapaian Anisa sebagai bukti keseriusan kampus dalam memfasilitasi inovasi akademik.
“Program studi kami mendorong mahasiswa berkontribusi nyata, baik melalui riset maupun penerapan teknologi seperti Google Sites,” tegasnya. Ia juga mendorong Anisa melanjutkan studi ke jenjang doktoral.
Dalam wawancaranya bersama Tim Humas UM, Anisa mengatakan, “Fasttrack memungkinkan saya mengambil mata kuliah S2 sejak semester akhir S1. Meski berat, dukungan keluarga, dosen, dan teman menjadi penyemangat.”
Keberhasilan Anisa tersebut bukan diraih secara instan. Terdapat kunci sukses yang menjadi motivasi untuk berprestasi.
Kunci sukses yang pertama, yaitu dalam menempuh kuliah sarjana di UM, Anisa aktif terlibat dalam penelitian dan pengabdian hingga mampu menambah wawasan serta semangatnya untuk melanjutkan pendidikan.
Kedua, adalah dukungan dari keluarga, dosen, dan teman-temannya menjadi sumber utama bagi Anisa dalam menyelesaikan program magisternya. Program percepatan ini, menurutnya, membuka peluang mahasiswa meraih dua gelar sekaligus secara efisien.
“Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui,” tambahnya, mengutip pepatah.
Sementara itu, karya yang Anisa hasilkan tak sekadar bernilai akademis. Bahan ajar berbasis web yang ia kembangkan bertujuan meningkatkan kesadaran sejarah mitigasi bencana di kalangan mahasiswa. Hal ini sejalan dengan SDGs tentang pendidikan inklusif dan ketahanan lingkungan.
Kisah Mahasiswa mengukuhkan peran perguruan tinggi dalam mencapai SDGs, sekaligus menjadi bukti bahwa kolaborasi antara disiplin ilmu, teknologi, dan komitmen individu mampu menciptakan solusi berkelanjutan untuk masa depan. (*/M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)