
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur, Aries Agung Paewai. (Foto: M. Abd. Rachman ROzzi/Malang POst)
MALANG POST – Beberapa waktu belakangan muncul banyak pemberitaan terkait polemik relokasi SMAN 8 Kota Malang, SMPN 4, SDN Sumbersari 3 dan SD Percobaan.
Lantaran keempat sekolah itu berdiri di atas tanah yang merupakan aset Universitas Negeri Malang (UM). Hingga muncul isu penggusuran yang menuai reaksi keras dari beberapa pihak.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur, Aries Agung Paewai, pun menyatakan jika pihaknya sudah melakukan upaya dan langkah mencari solusi.
Itu disampaikan disela-sela mendampingi Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dalam lawatannya ke Malang Raya, Selasa (29/4/2025).
Ia menjelaskan bahwa sudah ada negoisasi antara Pemprov Jatim dengan pihak Universitas Negeri Malang (UM).
Dinas Pendidikan Jatim membuka kemungkinan untuk mencarikan lahan pengganti bagi UM. Apabila kampus tersebut benar-benar membutuhkan ruang tambahan untuk pengembangan fakultas atau laboratorium baru.
Menurutnya, Pemprov memiliki beberapa aset yang bisa dipertimbangkan.
“Kalau umpamanya Pak Rektor membutuhkan ruang untuk fakultas baru, atau laboratorium dan segala macam, kami bisa mencarikan aset pemerintah provinsi Jatim. Kan ada juga. Tetapi mungkin tidak seluas yang ada di SMAN 8 Malang,” katanya.
Aries berharap, langkah tersebut dapat mencegah rencana UM yang tidak akan memperpanjang status pinjam pakai lahan untuk sekolah yang terletak di Jalan Veteran No. 37, Kecamatan Lowokwaru tersebut.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur masih berharap agar UM tidak memaksakan relokasi dan bersedia memperpanjang skema pinjam pakai untuk keperluan pendidikan.
Sinyal dukungan juga disampaikan Gubernur Jawa Timur. Menurut Aries, Khofifah telah memerintahkan agar komunikasi terus dibangun secara konstruktif dengan pihak UM dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Termasuk kemungkinan menyampaikan langsung persoalan ini ke Menteri terkait, dengan harapan lahan tetap bisa digunakan untuk kepentingan pendidikan SMAN 8 Malang.
Ia juga menekankan dampak sosial yang akan timbul, apabila SMAN 8 Malang digeser dari lokasinya saat ini. Aries menyebut, banyak masyarakat yang sudah merencanakan anaknya untuk bersekolah di sana karena faktor domisili.
Jika SMAN 8 harus dipindahkan, maka akan menimbulkan keresahan dan kekecewaan di tengah warga. “Jadi kami harap itu (pemindahan lahan SMAN 8 Malang) tidak terjadi,” tegasnya
Di sisi lain, melansir pemberitaan sebelumnya mantan Pj Walikota Batu ini juga sering bersuara keras.
Aries juga sering menjelaskan, bahwasanya relokasi SMAN 8 Kota Malang merupakan langkah pemborosan. Karena, sejak awal, tidak pernah ada rencana alokasi anggaran untuk merelokasi SMAN 8 Kota Malang.
Sebab, biaya untuk pembangunan gedung sekolah seperti SMAN 8 Kota Malang tentu tidak sedikit.
“Itu kan sekolah pendidikan, harusnya Pak Rektor itu memahami bahwa pendidikan itu untuk semua. Nah jadi selama ini kan juga fine-fine aja, tidak ada masalah kan, BPK juga tidak mempermasalahkan.”
“Yang dipermasalahkan adalah bagaimana itu bisa dimanfaatkan dengan baik, kecuali kalau itu dipakai untuk hal yang komersial,”
‘’Dari mana anggarannya. Lha wong sekarang juga masanya semua pihak harus efisiensi. Anggaran miliran rupiah untuk relokasi mau diambilkan dari mana,’’ urai Aries sembari menyebutkan secara psikologi isu relokasi SMAN 8 Kota Malang bisa menganggu siswa-siswi, guru-guru dan orang tua siswa-siswi. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Yriwahyudi)