
MALANG POST – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong kualitas dan kontribusi global mahasiswanya. Kali ini, angin segar datang dari salah satu mahasiswa Program Studi Agribisnis, Wahyu Astrid Fitriyani yang merupakan mahasiswi angkatan 2022.
Ia bersama teman-temannya turut serta dalam Program Credit Transfer di Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA), Malaysia, pada Semester Gasal 2024/2025.
Dalam program tersebut, Astrid berkesempatan mengikuti perkuliahan Agricultural Marketing atau Pemasaran Pertanian, baik secara daring maupun luring.
Menurut Astrid, proses seleksi program ini cukup ketat dan bertahap. Ia harus melalui seleksi di tingkat program studi, fakultas, serta memenuhi syarat Indeks Prestasi (IP).
“Yang tidak kalah penting adalah kemampuan Bahasa Inggris yang baik,” ujarnya.
Selama program berlangsung, Astrid dan peserta lainnya mengunjungi tiga kampus utama UniSZA, yaitu Kampus Gong Badak, Kampus Besut dan Kampus Kota. Selain itu, peserta juga diajak mengikuti kegiatan luar kampus, termasuk kunjungan wisata edukatif ke Pulau Redang.
“Kami mengikuti perkuliahan penuh dari pagi hingga petang. Setiap hari sudah ada jadwal yang tersusun rapi. Biasanya pukul 07.30 kami berangkat dari asrama menggunakan bus kampus,” ungkapnya.
Astrid mengungkapkan bahwa selama mengikuti program ini, ia mempelajari berbagai mata kuliah menarik seperti Mikrobiologi, Herbarium, Activity di tribe, hingga pengolahan hasil pertanian berbasis teknologi modern.
Perkuliahan dilakukan bersama mahasiswa UniSZA yang menurutnya sangat ramah dan terbuka terhadap peserta dari luar negeri.
“Mereka sangat welcome. Kami jadi bisa saling berbagi ilmu dan pengalaman. Selain itu, kami juga dikenalkan pada alat-alat modern dan pendekatan praktis dalam pengolahan hasil pertanian,” tuturnya.
Astrid mengaku termotivasi mengikuti program ini karena keinginannya untuk memperluas wawasan dan menambah pengalaman internasional. Ia menilai bahwa pendidikan di setiap negara itu berbeda.
Maka, ia ingin melihat langsung bagaimana sistem di luar negeri bekerja dan bagaimana mahasiswa menghasilkan inovasi. Misalnya, hasil panen ikan yang bisa dijadikan produk kreatif seperti kaos, dan itu dikelola langsung oleh mahasiswa.
Ia juga menambahkan bahwa sebelumnya ia sempat gagal mengikuti program serupa ke Jepang, namun pengalaman itu justru memicu semangatnya untuk tidak melewatkan kesempatan kali ini di Malaysia.
Selama mengikuti kegiatan, Astrid juga mengamati beberapa hal yang bisa menjadi inspirasi untuk UMM ke depan, terutama dalam hal fasilitas belajar yang memadai.
Ia menutup dengan rasa syukur dan semangat untuk mengimplementasikan pengalaman tersebut ke lingkungan kampus.
“Program ini benar-benar memberikan pengalaman dan ilmu yang mengesankan. Harapan saya, ilmu yang kami dapatkan bisa kami terapkan di UMM dan menjadi kontribusi nyata dalam pengembangan kampus ke depan,” pungkasnya. (*/M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)