
MALANG POST – Akademisi Universitas Negeri Malang melakukan Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Studi Sosial edisi Mei 2013. Saat itu, telah mengungkapkan tentang potensi pasar tradisional.
Bahwa sebuah pasar tradisional menyimpan sejarah panjang dan berpotensi menjadi destinasi wisata niaga berbasis budaya lokal.
Terkhusus pasar tradisional yang ada di Malang Raya. Juga dimungkinkan memiliki nilai lebih dari sekadar tempat transaksi ekonomi.
Penelitian ini dilakukan oleh Dr. Dewa Agung Gede Agung dari Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, dan Dr. Abdul Syukur Ibrahim dari Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang (UM).
Studi mereka menganalisis lima pasar utama—Pasar Oro-Oro Dowo, Pasar Klojen, Pasar Kebalen, Pasar Karangploso dan Pasar Batu—dari aspek sejarah, sosial dan ekonomi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar-pasar tersebut memiliki latar belakang historis yang panjang. Pasar Oro-Oro Dowo, misalnya, berdiri sejak 1934 dan tetap menjadi pusat perdagangan penting di Malang.
Selain berfungsi sebagai tempat jual beli, pasar tradisional menjadi ruang interaksi sosial yang memperkuat hubungan masyarakat.
“Pasar tradisional bukan sekadar ruang transaksi ekonomi, tetapi juga bagian dari sejarah dan budaya masyarakat. Dengan pengelolaan yang tepat, pasar-pasar ini bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata menarik,” ujar Dr. Dewa Agung Gede Agung.
Setelah 12 tahun, dari 5 pasar tradisional yang diteliti, 4 diantaranya sudah berkembang sesuai kajian riset. Sudah menjadi destinasi wisata.
Menyisakan Pasar Kebalen yang belum menjadi destinasi wisata. Tapi, jika Pemkot Malang bisa menemukan cara tepat, bukannya tidak mungkin Pasar Kebalen akan menjadi destinasi wisata. Lantaran pasar ini memiliki sejarah tersendiri dan karakter unik.
Namun, saat ini tantangan besar dihadapi dalam mempertahankan eksistensi pasar tradisional, terutama persaingan dengan pusat perbelanjaan modern.
Meski demikian, faktor harga terjangkau, suasana khas, dan pengalaman tawar-menawar yang unik tetap menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Untuk mengoptimalkan potensi pasar tradisional, para peneliti merekomendasikan langkah-langkah seperti revitalisasi fisik, peningkatan kebersihan, serta promosi digital.
Strategi ini diharapkan menarik minat wisatawan sekaligus mempertahankan identitas pasar sebagai bagian dari budaya lokal.
Penelitian ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, serta poin ke-11 tentang Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan.
Dengan pengelolaan inovatif, pasar tradisional dapat menjadi pusat ekonomi inklusif yang mempertahankan nilai budaya lokal sekaligus mendukung visi Malang sebagai kota wisata. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)