
Foto Ilustrasi anak juga bisa terkena diabetes. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Penyakit diabetes tak hanya mengancam orang dewasa. Saat ini penyakit tersebut juga bisa menyerang anak-anak, tak terkecuali di Kota Batu. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu mencatat, ada sekitar 50 anak di Kota Batu yang terdeteksi diabetes.
Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu, dr Susana Indahwati menyatakan, 50 anak yang menderita diabetes tersebut berusia di bawah 15 tahun. Data tersebut diperoleh dari hasil screening kepada 2.157 anak berusia di bawah 15 tahun selama tahun 2024 kemarin.
“Masyarakat perlu lebih waspada dengan ancaman penyakit diabetes. Karena tidak hanya menyerang orang dewasa saja. Sekarang anak-anak juga bisa terserang penyakit tersebut. Dari screening yang dilakukan, saat ini ada 50 anak-anak yang mengidap diabetes di Kota Batu,” ungkap dr Susan, Minggu (2/2/2025).
Dia menambahkan, dari jumlah tersebut, berdasarkan akumulasi data setiap akhir bulan, diketahui dua anak menderita diabetes. Sementara, 48 anak didiagnosis pre-diabetes.
Susan menjelaskan, perbedaan dua kategori tersebut diukur dari kadar gula darah saat screening. Dimana anak yang didiagnosis diabetes memiliki kadar gula darah lebih dari 200 miligram per desiliter. Sedangkan, anak yang didiagnosis pre-diabetes memiliki kadar gula darah antara 140-200 miligram per desiliter.
“Ada dua jenis diabetes anak. Yakni diabetes melitus tipe satu dan diabetes melitus tipe dua. Diabetes melitus tipe satu merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh,” ujarnya.
Selain itu, tipe satu juga menyerang sel-sel penghasil insulin di pankreas. Sementara, diabetes melitus tipe dua yakni penyakit yang membuat tubuh menjadi resisten terhadap insulin. Sehingga, pankreas tidak bisa menghasilkan insulin yang cukup.
“Diabetes yang menyerang anak-anak tidak selalu karena pola asupan makanan yang tidak sehat. Juga bisa terjadi karena faktor genetik dan pengaruh obat-obatan. Biasanya kalau tipe satu juga muncul gejala mual dan muntah,” paparnya.
Lebih lanjut, Susan juga memaparkan, ciri-ciri anak yang mengidap diabetes. Diantara selalu merasa haus dan sering buang air kecil. Kemudian, berat badan anak tidak bertambah meski nafsu makan meningkat. Ciri lainnya, anak mudah merasa lelah meskipun diketahui sudah beristirahat dengan cukup.
Untuk menangani gejala ini pada anak di Kota Batu, pihaknya telah melakukan sejumlah program untuk mencegah pertambahan angka diabetes anak. Salah satunya gencar edukasi ke sekolah dan tempat umum. Melalui program yang diinisiasi Dinkes Kota Batu yakni Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
“Program tersebut bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat agar memiliki gaya hidup sehat,” katanya.
Susan menambahkan, diabetes anak dapat dicegah secara mandiri. Caranya dengan mengatur pola makan, berolahraga, menjaga berat badan dan tidak stres. Termasuk di dalamnya penekanan tidak merokok. Dengan program pencegahan dengan edukasi dan screening dini, pihaknya optimistis angka diabetes anak bisa ditekan.
“Screening yang dilakukan pada anak 15 tahun ke bawah bertujuan agar diabetes terdeteksi sejak dini. Semakin dini terdeteksi, bisa segera mendapat tindakan dan lebih efektif melakukan pengobatan,” tutupnya. (Ananto Wibowo)