
MALANG POST – Pria misterius berusia 40 tahunan diduga ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa) yang membacok 8 warga dipastikan bukan warga Lebakharjo Ampelgading. Hingga Minggu (2/2) siang, pelaku masih berada di RS Saiful Anwar Malang.
Kepala Desa Lebakharjo, Sumarno melalui wawancara ponsel, Minggu siang, menegaskan, pelaku bukanlah warga setempat. “Sudah 5-6 bulanan di sekitaran desa Mas. Bukan warga sini. Sejak kejadian kemarin, sempat dibawa ke RSUD Kanjuruhan lalu dirujuk ke RSSA Malang, ” terangnya.
Menurut Sumarno, 5 bulan lalu pelaku juga nyaris geger saat membawa senjata tajam sambil meminta mangga milik warga desa. Namun senjata tajam itu berhasil dirampas warga.
Cerita Sumarno, warga sebenarnya sangat membantu keseharian pelaku. Iba terhadap pelaku, warga tidak sekali dua kali memberi makanan. Hidup di jalanan desa, kadang pelaku tidur di Pos desa dan dimanapun ia bisa tidur serta berteduh.
Pelaku pernah pula meminjam Buding kepada warga. Namanya ODGJ, niatnya tidak jelas. Ia mengaku mau mencari kayu. Saat itu, pelaku tidak menunjukkan temperamennya dan tidak mengamuk.
Tapi beda saat Kamis malam (bukan terjadi Jumat malam seperti berita sebelumnya). Pelaku mendadak membawa sebilah sabit atau jombretan–alat pertanian untuk mencari rumput. Belum jelas dari mana ia mendapatkannya.
Kata Sumarno, memang warga petani sudah biasa menaruh alat pertanian di lokasi kandang ternak. Sangat mungkin kemudian, pelaku itu menemukan jombretan di salah satu kandang milik warga desa.
Kamis (29/1) pukul 20.00 WIB, pelaku berada di jalan kampung Dusun Krajan IA Lebakharjo. Korban pertama adalah Andika Aprianto (32) yang sedang naik sepeda motor trail melintasi jalan dekat Musala.
“Dari belakang Andika kena sabet di punggung. Sampai terjatuh. Lalu Hari lewat, juga naik motor mau ke toko. Kena juga di punggung. Lengan juga kena. Waktu kejadian saya baru pulang dari Surabaya, ” cerita Sumarno.
Begitu juga Marsuki yang sedang naik sepeda motor turut jadi korban sabetan jombretan pelaku. Lengan korban musti dijahit 15 jahitan. Naas dialami juga Supangat yang melihat keramaian dan pelaku. Ia kena sabet.
“Pas datang Budi, dia kabur lari ke barat. Ada juga yang ngrekam kejadian kena sabet, ” cerita Sumarno. Nah, bersamaan warga mulai berdatangan. Datanglah Sartono (57).
Menurut Sumarno, Sartono lah yang paling berani menghadapi pelaku. Ia berhasil merampas sabit dari tangan pelaku. Meski kemudian banyak luka dideritanya. Berbarengan itu, warga mulai berani beramai-ramai “memojokkan” pelaku.
“Sartono paling berani sampai berhasil rampas sabit. Sampai telinga putus separuh. Kepala sobek. Bibir juga sobek. Mulai banyak orang di situ Mas, ” terang Sumarno.
Belasan menit situasi mencekam akhirnya mereda. Pelaku berhasil diamankan dan dinaikkan ke mobil pikap Polsek Ampelgading.
Pelaku kemudian dibawa ke RSUD Kanjuruhan Kepanjen dan dirujuk ke RSSA Malang.
Esoknya, Jumat pagi, para keluarga korban menandatangani surat pernyataan tidak melanjutkan laporan karena paham jika pelaku adalah orang gila.
“Keluarga korban atau warga sini sudah paham Mas, kalau pelakunya ODGJ. Jadi menerima kejadian itu, menandatangani surat pernyataan, ” pungkasnya. (Santoso FN)