
(dari kanan kedua) Prof. Syahrul Kurniawan, Rencananya akan mengenalkan Model RabaSati untuk Capai Pembangunan Berkelanjutan dalam orasi guru besarnya. Foto: M. Abd. Rachman Rozzi / Malang post)
MALANG POST – Universitas Brawijaya kembali menggelar pengukuhan profesor lintas jurusan. Delapan profesor akan dikukuhkan pada Kamis (30/1/2025).
Salah satu yang dikukuhkan adalah Prof. Syahrul Kurniawan, S.P., M.P., Ph.D. Sebagai Profesor aktif ke 33 di Fakultas Pertanian dan Profesor aktif ke 233 di Universitas Brawijaya serta menjadi Profesor ke 409 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.
Prof. Syahrul Kurniawan, mengenalkan Model RaBaSATI untuk Capai Pembangunan Berkelanjutan.
Alih pemanfaatan hutan dari pohon menjadi tanaman semusim menjadi salah satu pemicu terjadinya perubahan iklim dan peningkatan bencana hidrometeorologi (banjir bandang, longsor, kekeringan) dan degradasi kesuburan tanah.
Kondisi ini memberi dampak positif dan negative kepada masyarakat dan lingkungan.
Penggantian tanaman hutan menjadi tanaman semusim memberikan peluang peningkatan ekonomi bagi masyarakat.
Namun, perubahan ini juga mengakibatkan bencana. Seperti longsor, banjir, banjir bandang di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau.
Sebagai upaya pengembalian fungsi ekologi kawasan hutan sekaligus upaya mencapai Pembangunan Berkelanjutan, Syahrul Kurniawan, S.P., M.P., Ph.D menawarkan model agroforestri yang tahan iklim, dikenal dengan RaBaSATI.
RaBaSATI dikembangkan dengan target hutan Lestari dan masyarakat Sejahtera.
“Ini dapat dipenuhi melalui pertimbangan tata kelola sosial ekonomi dan lingkungan, serta dukungan penuh dari pemerintah. Khususnya terkait kebijakan mengarusutamakan agroforestri di wilayah perhutanan sosial”, imbuhnya
“RaBaSATI menargetkan hasil yang beragam, konservasi tanah dan air, peningkatan cadangan karbon, biodiversitas, pendapatan dan ekonomi petani, kesehatan dan hubugan sosial untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan”, ujarnya.
Model ini, imbuh Syahrul, memiliki kebaharuan dan keunikan meliputi partisipatif, adaptif terhadap iklim dan karakteristik lahan, inovatif, produktif dan apilkatif.
Pada model RaBaSATI, pemilihan jenis tanaman yang mengacu kesesuaian lahan akan mencegah terjadinya kegagalan. Karena komoditas yang dibudidayakan adaptif dengan kondisi iklim dan lahan.
“Penerapan model RaBaSATI yang mengutamakan keberagaman tanaman, pemupukan yang tepat, dan penerapan irigasi hemat air bermanfaat untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim”, imbuhnya.
Model RaBaSATI dipaparkan oleh Syahrul Kurniawan saat prosesi pengukuhan pada Kamis (30/1/2025). Syahrul merupakan professor dalam bidang ilmu Manajemen Agroforestri dan Kesuburan Tanah pada Fakultas Pertanian (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)