
MALANG POST – Prosesi ibadah Imlek 2576 Konzili di Klenteng Kwan Im Tong, Jalan Gajahmada, Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Batu, Rabu (29/1/2025) berjalan khidmat. Sejak pagi hari, jemaat klenteng silih berganti melakukan sembahyang.
Meski di klenteng tersebut tak menggelar hiburan seperti atraksi Barongsai. Mereka tetap melakukan beragam ritual. Mulai dari menyalakan dupa, mengirim doa dan harapan sembari menancapkan dupa di depan setiap patung di kelenteng.
Tak ketinggalan, sebagian masyarakat Tionghoa juga melakukan Ciam Si atau tradisi ramalan dalam masyarakat Tionghoa. Ciam si adalah tradisi ramalan kuno Tionghoa yang dilakukan untuk mengetahui nasib dan peruntungan seseorang di masa depan.
Terlihat, ritual Ciam Si dimulai dengan doa dan persembahan kepada dewa atau leluhur. Setelah itu, seseorang akan mengguncang tabung berisi batang bambu kecil yang masing-masing diberi nomor hingga salah satu batang keluar.
Nomor pada batang tersebut kemudian dicocokkan dengan kertas ramalan atau petunjuk yang tersedia di kelenteng. Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, hasil dari Ciam Si dapat memberikan jawaban atau panduan atas berbagai masalah kehidupan, seperti kesehatan, pekerjaan, jodoh, atau keputusan penting lainnya.
Ritual ini sering dianggap sebagai bentuk refleksi spiritual yang membantu seseorang merenungi langkah yang akan diambil. Salah seorang jemaat Cathrine (35) mengatakan, sembahyang saat Imlek terasa spesial.
“Karena itu seluruh doa dan harapan saya panjatkan. Tidak terkecuali melakukan Ciam Si, karena ada masalah yang saya gak bisa dipecahkan,” ucap Cathrine.

SEMBAHYANG: Warga Tionghoa di Kota Batu saat melakukan sembahyang Imlek 2576 Konzili dengan khidmat di Klenteng Kwan Im Tong. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Menurutnya untuk melakukan Ciam Si, tidak ada persiapan khusus selain keyakinan penuh. Ritual dimulai dengan sembahyang, memohon izin kepada dewa dan mengutarakan pertanyaan atau keluh kesah.
Lebih lanjut, guna memastikan proses sembahyang Imlek berjalan aman dan kondusif, petugas kepolisian bersama personel gabungan melakukan pengamanan ketat di kawasan klenteng.
Kabag Ops Polres Batu, Kompol Anton Widodo menyatakan, pengamanan melibatkan berbagai unsur keamanan seperti Koramil Batu, Dinas Perhubungan (Dishub), Banser, Senkom, Pemuda Katolik, Pemuda Gereja YPPII dan Pemuda Pancasila.
“Pengamanan telah dimulai sejak pukul 06.00 WIB dengan langkah awal berupa sterilisasi area klenteng. Sterilisasi dilakukan untuk memastikan situasi tetap aman dan terkendali. Kami berharap seluruh rangkaian ibadah Imlek tahun ini dapat berjalan dengan lancar, aman dan kondusif,” ujar Kompol Anton.
Selain pengamanan dari aparat kepolisian dan unsur terkait, Polres Batu juga melakukan pengaturan lalu lintas di sekitar lokasi guna membantu penyeberangan pengguna jalan.
Ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan menghindari kemacetan serta mengantisipasi potensi gangguan keamanan selama perayaan berlangsung.
Perayaan Imlek di Kota Batu tahun ini diikuti dengan antusiasme tinggi oleh masyarakat Tionghoa yang datang untuk beribadah dan merayakan tahun baru dalam suasana penuh kekhidmatan.
“Dengan adanya pengamanan yang optimal, diharapkan perayaan ini semakin mempererat kerukunan dan keharmonisan antar umat beragama di Kota Batu,” tutupnya. (Ananto Wibowo)