MALANG POST – Pada tahun 2024, kinerja pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di wilayah kerja Bank Indonesia Malang, diprakirakan tumbuh pada kisaran 5,1 – 5,9 persen (yoy). Sedikit melambat dari tahun 2023, yang tumbuh sebesar 5,36 persen (yoy).
Secara umum, perekonomian di wilayah kerja BI Malang pada tahun 2024, masih tumbuh positif. Utamanya didorong oleh sektor Industri Pengolahan, Perdagangan, Konstruksi, Pertanian, serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum.
Dalam rilisnya yang diterima Malang Post, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Malang, Febrina, menyebutkan, jika dilihat dari komponen pembentuknya, sepanjang tahun 2024 perlambatan terjadi pada konsumsi akhir rumah tangga. Serta pembentukan modal tetap bruto seiring kondisi wait and see.
“Perlambatan yang lebih dalam, tertahan oleh konsumsi pemerintah seiring dengan adanya Pemilu dan Pilkada,” kata Febrina.
Pelambatan tersebut, tambahnya, juga terindikasi dari pertumbuhan kredit, sedikit termoderasi menjadi 13,49 persen (yoy, per posisi November 2024), dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 16,01 persen (yoy, Des 2023).
Sedangkan dana pihak ketiga (DPK), yang terpantau tumbuh lebih tinggi sebesar 7,20 persen (yoy, per posisi November 2024), dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 6,33 persen (yoy, Des 2023). Risiko kredit terpantau masih terkendali di bawah threshold (5 persen).
Adapun berdasarkan hasil rilis Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulanan terkini Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekonomi wilker BI Malang pada triwulan III 2024, tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Perekonomian wilker BI Malang pada triwulan III 2024, tumbuh sebesar 5,14 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan II 2024 yang tumbuh sebesar 5,21 persen (yoy).
“Pertumbuhan ekonomi di wilker BI Malang, terpantau lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional dan Jawa Timur. Masing-masing sebesar 4,95 persen (yoy) dan 4,91 persen (yoy),” tambah Febrina.
Perlambatan kinerja ekonomi wilker BI Malang pada triwulan III 2024, disebabkan moderasi konsumsi pemerintah dan pembentukan modal tetap bruto, di tengah peningkatan konsumsi rumah tangga.
Perkembangan Inflasi Terkini
Sementara itu, berdasarkan rilis BPS, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang pada bulan Desember 2024 mengalami inflasi bulanan sebesar 0,46 persen (mtm), meningkat dibanding bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,24% (mtm).
“Dengan capaian tersebut, Kota Malang tercatat mengalami inflasi tahunan sebesar 1,36 persen (yoy/ytd) lebih rendah dari tahun 2023 yang tercatat mengalami inflasi tahunan sebesar 2,56 persen (yoy/ytd),” jelas Febrina.
Sedang Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Probolinggo pada Desember 2024 mengalami inflasi bulanan sebesar 0,28 persen (mtm) meningkat dibanding bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,24 persen (mtm).
Secara tahunan, Kota Probolinggo tercatat mengalami inflasi sebesar 1,90 persen (yoy/ytd), lebih rendah dari tahun 2023 yang tercatat mengalami inflasi tahunan sebesar 2,86 persen (yoy/ytd).
Kata Febrina, lebih rendahnya realisasi inflasi tahunan pada 2024, didorong oleh lebih terkendalinya inflasi komoditas pangan, seiring kondisi cuaca yang lebih kondusif, di tengah fenomena kenaikan harga emas dan komoditas global.
Selain itu, terkendalinya inflasi tentunya tidak terlepas dari peran TPID melalui serangkaian kegiatan, antara lain: operasi pasar, program kios pangan untuk memperpendek rantai distribusi, peningkatan produksi melalui intensifikasi pertanian dan dukungan sarana prasarana dan perluasan KAD guna mengamankan pasokan. (*/Ra Indrata)