MALANG POST – Calon Wali Kota Batu nomor urut 2, Firhando Gumelar (Mas Gum) punya gagasan menyelesaikan sampah Kota Batu. Ia sudah punya program untuk mengurai permasalahan sampah tersebut.
Mas Gum dan calon wakilnya H Rudi, ingin sampah di Kota Batu tidak langsung dibuang atau bahkan dibakar. Namun, bisa diolah agar sampah berubah menjadi sesuatu yang lebih bernilai.
“Kami akan memberdayakan masyarakat di kampung-kampung untuk mengelola sampah di wilayah mereka dulu, dengan pemilahan sampahnya. Dari hal yang sudah terpilah itu, masyarakat akan dilatih secara teknis dan serius, untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih bernilai,” papar Mas Gum, Jumat (27/9/2024).
Dia mencontohkan sesuatu yang bernilai itu, seperti menjadikan pot bunga, karya seni, tas belanja dan sebagainya. Warga yang bisa melakukan itu dengan baik, diberi reward penghargaan dan insentif. Sehingga masalah sampah bisa diselesaikan dengan bersama-sama.
“Kita harus bergotong-royong dan selalu memberdayakan seluruh elemen masyarakat di Kota Batu, untuk mengurai masalah sampah. Kami ingin dari sampah ini, bisa ada nilai tambah utamanya secara ekonomi dan ini kembali lagi untuk masyarakat,” katanya.
TEMUI PETUGAS KEBERSIHAN: Calon Wali Kota Batu nomor urut 2, Firhando Gumelar saat menemui petugas kebersihan di TPA Telekung Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Sementara itu terkait dengan TPA Tlekung yang sudah overload, paslon yang diusung koalisi “Batu Sejuk” itu mengaku juga sudah memiliki program khusus yang akan dilakukan dan sudah siap diterapkan.
Bahkan dirinya sudah memiliki riset dan hasil lab kondisi TPA Tlekung serta hal apa yang bisa dieksplor oleh Pemkot Kota Batu.
Caranya yang bisa di sampaikan saat ini adalah pembakaran sampah dengan incenerator yang lebih besar dengan output asap aman. Hal itu sudah dilakukan di beberapa negara lain, seperti Amager Bakke di Kopenhagen Denmark atau Maishima Incenerator di Jepang.
Energi dari pembakaran itu kemudian bisa menghasilkan energi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS). Lalu residu abu dari pembakaran sampah tersebut dikumpulkan dan bisa digunakan untuk keperluan lainnya. Seperti pembuatan paving blok, batu bata, aspal, hingga hal lain yang bisa dipergunakan untuk pembangunan kota.
Mas Gum sudah mengkaji dan menyiapkan teknisnya. Agar TPA Tlekung tidak menumpuk sampah, sehingga bisa terus dibakar di incenerator dan menghasilkan sesuatu yang lebih bernilai.
Melalui cara ini, pria 28 tahun itu yakin penumpukan sampah di TPS-TPS tidak akan terjadi lagi, sehingga petugas sampah bisa mengangkut secara harian dan membuat kota semakin bersih. Untuk masalah sampah ini, menurut Mas Gum semua harus bergerak dan ikut andil.
“Kami sudah memiliki program untuk menjadikan sampah ini lebih meningkat valuenya. GURU akan memberdayakan masyarakat di kampung-kampung untuk mengelola sampah ini agar bisa menjadi sesuatu yang lebih bernilai. Baik sampah organik maupun non organik,” paparnya.
Dengan cara tersebut, maka sampah yang akan masuk ke TPA Tlekung bisa terkurangi secara masif. Nah untuk sampah landfill yang saat ini sudah ada di TPA, pihaknya menyiapkan langkah baru dan berkelanjutan, untuk mengurangi gunung sampah.
Salah satu caranya dengan menjadikan sebagai energi listrik melalui PLTS. Juga bisa menjadi bahan siap guna, semisal batu bata dimana di banyak negara hal itu sudah bisa dilakukan.
“Tapi yang terpenting bagaimana caranya sampah ini bisa berubah menjadi sesuatu yang bernilai. Utamanya untuk ekonomi, pembangunan dan masyarakat. Bismillah saya komitmen, bisa dibuktikan langsung. Mohon didukung ide untuk Kota Batu tercinta sehingga Batu bisa menjadi kota zero waste,” tutupnya. (Ananto Wibowo)