MALANG POST – Tekanan inflasi Kota Probolinggo pada Agustus 2024, tetap terjaga di kisaran sasaran inflasi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Probolinggo pada bulan Agustus 2024, mengalami deflasi bulanan sebesar 0,03 persen (mtm) dibanding bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,06 persen (mtm).
Dalam rilisnya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang menulis, secara tahunan, Kota Probolinggo tercatat mengalami inflasi sebesar 2,19 persen (yoy) dan 1,18 persen (ytd).
“Dengan demikian, inflasi tahunan periode Agustus 2024 di Kota Probolinggo, masih tetap terkendali di kisaran rentang sasaran inflasi,” ujar Febrina, Kepala KPwBI Malang.
Inflasi periode Agustus 2024, jelasnya, terutama didorong oleh kenaikan harga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,08 persen (mtm).
Inflasi yang lebih tinggi, tertahan oleh deflasi yang terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil -0,14 persen (mtm).
Berdasarkan komoditasnya, inflasi terutama didorong oleh peningkatan harga komoditas emas perhiasan, kopi bubuk, sigaret kretek mesin (SKM), bensin dan minyak goreng masing-masing dengan andil 0,07 persen, 0,05 persen, 0,02 persen, 0,02 persen, dan 0,01 persen (mtm).
“Inflasi pada komoditas emas perhiasan dan kopi bubuk, terjadi seiring kenaikan harga komoditas emas dan kopi dunia.”
“Kenaikan harga sigaret kretek mesin, terjadi akibat penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) secara bertahap pada tahun 2024,” tambah Febrina.
Sedangkan kenaikan harga bensin, masih sebutnya, terjadi seiring penyesuaian harga BBM Umum oleh Pertamina. Dalam rangka pengimplementasian Keputusan Menteri ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020. Tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum jenis bensin dan minyak solar.
Sementara kenaikan harga minyak goreng, terjadi akibat lonjakan harga CPO dunia pada minggu terakhir Agustus 2024.
“Inflasi yang lebih tinggi, tertahan oleh deflasi yang terjadi terutama pada komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, beras, bawang merah dan jagung manis,” kata Febrina.
Untuk komoditas tersebut, masing-masing dengan andil -0,04 persen, -0,04 persen, -0,03 persen, -0,03 persen dan -0,01 persen (mtm).
Penurunan harga pada komoditas bawang merah dan jagung manis, terjadi seiring terjaganya pasokan pada masa panen raya dan untuk komoditas beras memasukinya masa panen gadu di berbagai sentra produksi.
Sedangkan penurunan harga pada komoditas daging dan telur ayam ras terjadi seiring melimpahnya populasi di kalangan peternak.
Sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia Malang akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan penguatan program 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi serta Komunikasi efektif) untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 2,5 ± 1 persen (yoy).
Hal tersebut juga tidak terlepas dari koordinasi solid yang dilakukan TPID. Diwujudkan melalui sinergi kolaboratif dalam pengendalian inflasi. Seperti pelaksanaan GERTANCAB IRIT (Gerakan Tanam Cabai Irigasi Tetes) 6.000 bibit cabai di 5 kecamatan di Kota Probolinggo.
Kemudian pembukaan Toko Kopi Siaga selama Agustus 2024, yang menjual bahan pangan pokok dengan harga murah a.l. beras SPHP, gula pasir premium, minyak goreng, bawang merah, telur ayam, cabai, dll.
Serta pelaksanaan pasar murah setiap minggu selama Agustus 2024. Penyampaian infografis neraca pangan mingguan selama Agustus 2024. Ditambah dengan rapat koordinasi rutin mingguan pengendalian inflasi bersama Kemendagri. (*/Ra Indrata)