Malang Post – Jalur alternatif Klemuk di Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu kembali memakan korban. Kali ini pasangan suami istri (Pasutri) asal Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang jadi korbannya.
Peristiwa itu terjadi saat Pasutri itu pulang mudik dari Desa Mangunan, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Selasa, (16/4/2024) malam. Apes saat melintasi di jalur ekstrem itu, sepeda motor Honda Beat bernopol S 4252 OAG yang dikendarai Pasutri itu mengalami rem blong.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, keduanya merupakan pengantin baru, yang baru saja menikah. Mamun masih belum sempat mengurus administrasi kependudukan.
Kanit Gakkum Lakalantas Polres Batu, Ipda Hendri Setiawan menyatakan, peristiwa laka lantas itu disebabkan karena out of control. Dikemudikan oleh Febri Edi Sukamto (25) asal Jombang. Berboncengan dengan Nensi Tri Wahyuni (21) asal Kabupaten Malang.
“Diduga karena kurang hati-hati pengendara sepeda motor, dimana saat berjalan dari arah barat menuju ke timur dengan kecepatan sedang, berjalan dijalan lurus dan menurun tajam. Tiba-tiba kendaraan yang dikendarai Febri hilang kendali. Sehingga kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi dan membentur pohon,” papar Ipda Hendri, Rabu, (17/4/2024).
Akibat kecelakaan tersebut, sepeda motor korban mengalami kerusakan cukup parah. Selain itu, Febri juga mengalami luka-luka di bagian wajah. Sedangkan Nensi yang diboncengnya, mengalai luka cidera di bagian kepala.
“Kedua korban langsung dilarikan ke RS Bhayangkara Hasta Brata Kota Batu untuk menjalani perawatan lebih lanjut,” imbuh Hendri.
Sementara itu, salah satu saks mata, Suliyanton mengatakan, akibat peristiwa itu Nensi mengalami kritis. Karena terdapat pendarahan cukup serius di bagian kepala dan mulut. Selain itu juga mengalami patah tulang di bagian tangan dan leher.
“Berdasarkan informasi yang kami himpun hingga Rabu pagi tadi, kondisi yang dibonceng masih kritis. Saat ini masih dilakukan perawatan intensif di RS Bhayangkara Hasta Brata Kota Batu,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, jika peristiwa rem blong di Jalan Rajakwesi itu kerap terjadi. Bahkan tak jarang menimbulkan korban jiwa. Dimana saat peristiwa ini terjadi, sepanjang jalan alternatif itu sedang padat kendaraan.
Sehingga jalur penyelamatan yang telah dibangun secara swadaya oleh masyarakat di bagian kiri jalan tertutup kendaraan. Hingga sepeda motor korban terus melaju kencang ke bawah dan menabrak pohon.
“Sesampainya di Jalan Arumdalu, pengemudi menabrakkan kendaraannya ke pohon palem di sisi kanan jalan. Dengan maksud untuk memberhentikan motor. Namun ternyata, sang istri yang dibonceng terpental jatuh sekira 10 meter,” papar Suliyanton.
Karena terpental cukup jauh, lanjut dia, korban mengalami luka cukup parah. Kemudian langsung dilarikan ke rumah sakit oleh relawan.
“Dalam sehari saja, sudah ada 11 kejadian rem blong, kalau dihitung sejak periode Lebaran 2024 kemarin sudah nyampai 26 kejadian dengan tujuh orang luka-luka,” ungkapnya.
Dari peristiwa tersebut, selain dibangun jalur penyelamat di sisi kiri jalan. Pihaknya berharap juga dibangun jalur penyelamatan di bagian kanan jalan. Ini bertujuan untuk mengantisipasi peristiwa serupa. (Ananto Wibowo)