Malang Post – Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM., menegaskan ketersediaan stok bahan pangan di Kota Malang, masih dijamin aman. Hanya saja harganya butuh diintervensi, karena ada beberapa bahan pangan masih naik.
Dari hasil pemantauan di pasar, jelas Wahyu, hingga H+7 Lebaran 2024, kenaikan harga itu masih terjadi pada harga daging ayam, telur, bawang merah dan cabe. Meski hal itu sudah diprediksikan sebelumnya.
“Kami lebih fokus ke intervensi harga. Tim TPID terus melakukan kroscek harga di setiap pasar. Kenaikan yang terjadi pada beberapa bahan pangan tadi, langsung diintervensi. Alhamdulilah sudah bisa dikendalikan,” sebut Wahyu di sela-sela halalbihalal di Diskopindag Kota Malang, Rabu (17/04/2024).
Pemantauan dan pengendalian sekaligus intervensi harga pangan, lanjut Pj Wahyu, akan ditambah satu minggu ke depan.
Termasuk juga mengandalkan peranan Warung Tekan Inflasi (WTI), Pasar Murah, maupun Gerakan Pangan Murah, untuk bisa menekan harga.
“Tujuannya untuk bisa menjaga ketersediaan pangan, sekaligus harganya lebih terkendali.”
“Untuk bisa stabil, harga harus turun. Kami berharap Kepala Diskopindag dan jajarannya bisa terus monitor perkembangan di lapangan,” imbuhnya.
HALALBIHALAL: Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, saat berbincang dengan Kepala Diskopindag, Eko Sri Yuliadi dan Sekretarisnya, Raymond, di sela-sela silaturahmi dengan karyawan Diskopindag. (Foto: istimewa)
Senada dengan Pj Wali Kota Batu, Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, juga akan menguatkan peranan WTI, Kios Pangan dan Pasar Murah serta Gerakan Pangan Murah.
“Khusus untuk WTI, sifatnya kondisional. Melihat perkembangan inflasi. Karena berkaitan dengan keberadaan pedagang pasar,” sebut Eko.
Ketersediaan bahan pangan di WTI, tambahnya, membutuhkan dukungan dari Perumda Tunas. Untuk memenuhi ketersediaan stoknya. Sedang kios pangan, menunggu Dispangtan.
Di luar permasalahan ketersediaan bahan pangan, harga dan inflasi, pihaknya juga perlu meningkatkan sarana prasarana pasar.
Salah satunya, setelah mendapatkan dana Kementerian (APBN), untuk merevitalisasi pasar di Madyopuro, sudah dibangun 150 lebih los pedagang.
“Anggarannya Rp3 miliar. Dikerjakan pada Juli hingga Desember 2023 lalu. Ke depannya, kita tinggal peningkatan drainase, lampu penerangan serta kenyamanan maupun kebersihannya,” tuturnya.
Pedagang yang ingin meningkatkan tempat losnya, sebut Eko, harus seizin Diskopindag. Pedagang dilarang membangun dengan model permanen di atasnya. Yang diperbolehkan hanya sekadarnya (ram-raman).
“Peningkatan losnya itu, kami imbau tidak sampai mengganggu estetika pemandangan pasar. Disamping itu, tidak mengganggu pengawasan dalam hal keamanan. Jangkauan pengawasan tidak sampai terkendala,” pungkasnya. (Iwan Irawan – Ra Indrata)