![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2024/02/Snapinsta.app_428378600_18416685829004913_4982299660462012521_n_1080.jpg)
KOMPAK: Pemain-pemain Arema FC dalam salah satu sesi latihan rutin. Pelatih Widodo C Putro berharap, ada kebersamaan diantara pemain, tim pelatih dan manajemen. (Foto: Arema Official)
Malang Post – Sisa laga di putaran kedua Liga 1 musim 2023/2024, memang hanya tinggal 10 pertandingan lagi. Sebelum memasuki putaran Champions series.
Arema FC masih juga belum beranjak dari zona degradasi. Dengan tetap berada di peringkat ke-16 dari 18 kontestan. Hanya dengan mengumpulkan 21 poin dari 24 pertandingan.
Tetapi bukan lantas kesempatan Arema FC untuk keluar dari zona degradasi, sudah tertutup rapat. Masih ada jalan bagi Arema FC, untuk memaksimalkan 10 laga tersisa, agar bisa keluar dari zona degradasi.
Jalan itulah yang harus dicari pelatih baru Arema FC, Widodo Cahyono Putra, ketika resmi diperkenalkan sebagai head coach, pada 9 Februari 2024 lalu.
Mau tak mau, pelatih asal Cilacap itu, harus berusaha ekstra keras untuk memenuhi target tersebut.
“Dengan keadaan seperti saat ini, saya lihat masih ada kesempatan bagi Arema FC untuk keluar dari zona merah,” kata Widodo.
Optimisme itu, didasarkan pada kondisi tim yang saat ini dibesut. Mantan pelatih Deltras Sidoarjo itu melihat, sejak ada pergantian pelatih, suasana di tim langsung berubah.
Dalam setiap sesi latihan Arema FC, Widodo melihat Johan Ahmat Alfarizie dan kawan-kawan, selalu menyenangkan dan ceria. Hingga mampu memunculkan kemampuan setiap individu pemain.
“Saya lihat mereka latihan dengan antusias. Mungkin karena suasana baru, lepas dari tekanan.”
“Saya tidak membanding-bandingkan. Sekarang sudah lebih lepas. Tinggal saya mempertajam kemampuan pemain-pemain itu saja,” tegasnya.
Apalagi pelatih berlisensi UEFA Pro ini memahami, salah satu alasan pergantian pelatih, karena berhubungan dengan psikologis pemain. Yang langsung bisa berimbas pada penampilan mereka di lapangan.
“Karena kalau hati pemain sudah tidak mau, meskipun dikasih uang puluhan juta, juga tidak akan keluar kemampuan terbaiknya. Inilah yang terjadi di Arema FC sebelum saya masuk,” kata Widodo.
Karena masalah utama pada psikologis dan bukan pada taktikal permainan, mantan pelatih Bhayangkara FC ini menegaskan, pihaknya tak akan banyak melakukan perubahan taktikal Arema. Kecuali sekadar mempertajam.
“Kalau diubah sih tidak. Hanya dipertajam saja. Karena saya tahu psikologis pemain kenapa bisa begini.”
“Fokus saya membenahi mentalitas pemain Arema FC. Bagaimana dia bermain dengan sepenuh hati,” lanjutnya.
Salah satu caranya, adalah dengan memperbaiki chemistry di tim Singo Edan. Baik chemistry antar pemain, antar pelatih hingga dengan manajemen Arema FC.
Karena dengan hal tersebut, Widodo menyakini bakal menjadi jalan bagi Arema FC, untuk bisa lolos dari zona degradasi di akhir musim ini.
“Saya bukanlah pelatih hebat. Saya hanya mencoba untuk membangun chemistry. Bukan hanya di tim, pemain, pelatih, manajemen juga chemistry-nya harus sejalan bersama-sama,” ucapnya.
Dan sebagai pelatih baru, mantan pelatih Bali United ini juga menyadari, harus ada perlakuan yang berbeda, yang harus dilakukan pada klub barunya.
“Jadi harus ada perlakuan yang berbeda. Karena masing-masing klub, pasti punya karakter dan permasalahan yang berbeda,” ungkapnya.
Itulah sebabnya, lewat bangunan chemistry tersebut, dia berharap dapat menyumbangkan poin perdana, dalam debutnya sebagai pelatih yang baru. (*/ Ra Indrata)