![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2024/01/WhatsApp-Image-2024-01-27-at-08.06.59_aae79252-1024x576.jpg)
Dalam talkshow di program Idjen Talk, yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Batu, dr. Susana Indahwati menyampaikan, saat ini angka bebas jentik di Kota Batu mencapai 95 persen.
Walaupun begitu, langkah mitigasi terus dilakukan. Dengan menghimbau para kepala desa dan lurah di Kota Batu, untuk menggalakkan kerja bakti.
“Lewat SE Wali Kota Batu, kerja bakti dilakukan untuk pemberantasan sarang nyamuk berdasarkan 3M plus. Dengan menyisihkan barang bekas, menguras tempat penampungan air dan menutup tempat penampungan air,” kata dr. Susana.
Selain itu, tambahnya, juga penting mencegah pembentukan jentik baru. Dengan mencegah air hujan menggenang, memberantas larva nyamuk dengan abate dan menghindari gigitan nyamuk aedes aegypti.
Sementara itu, dokter Umum IGD RSU Brimedika, dr. Andrew Setiawan menambahkan, masa kritis DBD harus diwaspadai masyarakat, agar tidak terjadi dampak yang berat. Mayoritas masyarakat lalai di masa kritis.
“Masa kritis yang dimaksud, saat demam tinggi turun di hari ketiga dan keempat. Tapi keluhan seperti nyeri kepala, nyeri perut dan ruam merah di badan tidak berkurang. Banyak masyarakat yang menganggap masa ini sudah sembuh tapi justru masa kritis,” jelasnya.
Karena itu, tambah dr. Andrew, kalau sudah masuk masa kritis, yang harus dilakukan minum air putih yang cukup dan langsung periksa ke rumah sakit, jika gejala dan keluhan tidak berkurang. (Anisa Afisunani – Ra Indrata)