Malang Post – Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menutup langsung kegiatan Disaster Leadership Academy (DiLA) 2024, di Coban Rais, Desa Oro-oro Ombo, Kota Batu. Kegiatan pelatihan kebencanaan yang diikuti jajaran pejabat Pemprov Jatim itu berlangsung lancar.
Dalam kegiatan itu, para peserta disuguhkan sejumlah materi sola kebencanaan. Mulai dari pelatihan penanganan kondisi gawat darurat medis, penanganan korban pasca bencana, hingga praktek langsung penanganan kebakaran dan mengatasi kobaran api. Baik dengan pemadaman secara manual maupun dengan APAR.
Kegiatan yang didukung oleh UNICEF dan sejumlah instansi terkait ini, merupakan bagian dari persiapan dalam menghadapi potensi bencana di wilayah Jawa Timur, seperti gempa bumi, banjir, letusan gunung berapi dan cuaca ekstrem.
Gubernur Khofifah menyatakan, dalam kegiatan yang melibatkan pejabat tinggi pratama di lingkungan Pemprov Jatim itu, bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi dan sinergi. Karena penanganan bencana tidak bisa dilakukan secara sendirian dan harus dilakukan secara bersama-sama.
“Kita butuh bergandengan tangan dengan semua institusi. Maka awareness dengan seluruh OPD menjadi bagian penting, seperti simulasi dan praktek. Membangun awareness seluruh institusi,” kata Gubernur Khofifah, kemarin.
Dia juga menuturkan, berdasarkan rilis BMKG, diprediksi bahwa pada bulan Februari 2024 curah hujan di Jawa Timur cenderung tinggi. Dengan turut ditambah adanya potensi angin kencang.
“Menurut Kepala BMKG, paling lama 3 jam puting beliung baru bisa diantisipasi. Jadi tidak mudah diantisipasi, karena itu bagaimana melakukan mitigasi bersama secara komprehensif. Tidak mungkin BPBD dan Tagana bekerja sendirian. Kita semua membutuhkan gandengan tangan dengan berbagai institusi,” jelasnya.
LATIH: Instruktur saat memberikan pelatihan kepada para pejabat tinggi Pemprov Jatim dalam penanganan kebencanaan. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Kepala BPSDM Provinsi Jawa Timur, Ramliyanto mengatakan, program ini menjadi tonggak penting dalam menjawab kompleksitas tantangan dan risiko bencana di wilayah ini. Mulai dari gempa bumi, banjir hingga letusan gunung berapi dan cuaca ekstrim.
“Setiap langkah yang kami ambil adalah investasi untuk ketahanan masa depan. Mari bersama-sama mengukir kisah tangguh, mempersiapkan diri untuk menghadapi apapun yang akan datang,” katanya.
Menurutnya, keberlanjutan program ini menjadi kunci dalam membangun masyarakat yang tangguh dan siap menghadapi berbagai ancaman bencana. Tentunya dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah.
DiLA tahun 2024 di Kota Batu telah dirancang sebagai sebuah inisiatif holistik. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga kemanusiaan, perusahaan, akademisi dan masyarakat umum.
Kegiatan DiLA 2024 di Kota Batu, tidak hanya terfokus pada pelatihan dan simulasi. Melainkan juga pada penguatan kerja sama lintas sektor. Berbagai workshop, seminar dan forum diskusi akan diadakan untuk memfasilitasi pertukaran ide dan pengalaman antara para pemangku kepentingan. Keberhasilan dalam penanggulangan bencana, memerlukan kolaborasi yang erat di antara semua pihak.
“Selain itu, program ini juga mengedepankan pendekatan inklusif. Dengan melibatkan masyarakat setempat secara langsung. Pelatihan keterampilan darurat akan diberikan kepada warga, menjadikan mereka lebih siap dan mampu memberikan bantuan pertama dalam situasi darurat sebelum bantuan resmi tiba,” tuturnya.
Disisi lain, dipilihnya Kota Batu sebagai lokasi kegiatan DiLA, disambut baik oleh Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai. Dengan digelarnya kegiatan tersebut, Pemkot Batu sangat mengapresiasi. Selanjutnya, Pemkot Batu siap mendukung semua kegiatan Pemprov Jatim.
“Kami siap mendukung kegiatan DiLA Pemprov Jatim di Kota Batu dan berbagai kegiatan lainnya. Dengan adanya kegiatan DiLA, dapat menjadi referensi dalam penanganan bencana di Kota Batu,” kata Aries. (Ananto Wibowo)