Malang Post – Peringatan dini bencana untuk masyarakat, dilakukan dengan beberapa cara. Diantara yang sudah dilakukan BPBD Kota Malang, adalah dengan melakukan kesiapsiagaan lewat sosialisasi aktif mengundang masyarakat.
Juga dengan memberikan bantuan rambu-rambu bencana, yang dipasang di titik rawan bencana, seperti tanah longsor.
“Bahkan kami juga melakukan kesiapsiagaan dengan datang ke kantor kantor yang ada di Kota Malang, untuk memberikan edukasi seperti simulasi ketika terjadi gempa,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Prayitno.
Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Kamis (19/10/2023).
BPBD Kota Malang, lanjut Prayitno, juga sudah membentuk Kelurahan Tangguh dan Desa Tangguh. Fungsinya agar masyarakat punya kemandirian dalam mitigasi bencana. Termasuk adaptasi ketika terjadi bencana.
“Bahkan lewat Kelurahan Tangguh, nanti akan diajarkan atau disimulasikan cara memetakan golongan warga yang memang membutuhkan jalur evakuasi,” sebutnya.
Prayitno menambahkan, sejauh ini dalam edukasi juga sudah menyasar ke sekolah-sekolah, agar semua kalangan diharapkan mendapatkan edukasi.
Sementara untuk bencana yang terjadi di Kota Malang, masih didominasi kebakaran. Baik lahan kosong, sampai kavling yang ditumbuhi semak-semak kering. Dari BPBD mengambil peran dengan support ke Damkar.
Masyarakat juga harus ambil bagian, untuk untuk mencegah atau meminimalisir risiko bencana. Salah satu contohnya adalah dengan tidak membuang puntung rokok dan tidak membakar sampah sembarangan.
“Apalagi dalam kondisi sekarang yang terlalu kering. Dengan angin yang kencang, sehingga potensi kebakaran bisa berpeluang besar terjadi,” imbuh Dosen FIKES UB Kadiv Kesehatan dan Psikologi Pusat Studi Kebumian dan Kebencanaan UB, Mukhamad Fathoni.
Masyarakat, tambahnya, lebih baik menyalurkan sampahnya ke TPA saja, daripada harus memusnahkan sampah rumah tangga dengan cara dibakar sendiri.
“Karena di Malang ini, ada beberapa potensi bencana yang perlu diwaspadai. Seperti kebakaran, banjir atau genangan, gempa sampai longsor,” jelasnya.
Fathoni juga menjelaskan, sejauh ini untuk Kota Malang sendiri, ada beberapa titik yang sering terjadi banjir tiap tahunnya. seperti di wilayah Suhat, Ciliwung, Bandulan dan Polehan.
Sedangkan di wilayah Kota Batu, yang perlu diwaspadai beberapa titik yang rawan longsor sampai banjir bandang.
Apalagi sekarang ini sudah masuk masa transisi musim kemarau ke musim penghujan. Sehingga angin sudah mulai kencang. (Wulan Indriyani – Ra Indrata)