Malang Post – Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa meminta, semua pihak termasuk para bupati/walikota di Jatim. Untuk menyiapkan langkah program mitigasi, preventif dan quick response. Untuk menghadapi El Nino sekaligus potensi banjir.
Sebab berdasarkan pantauan BMKG, pada Minggu kedua atau ketiga bulan November, sudah mukai turun hujan dengan intensitas cukup. Hal tersebut disampaikan Gubernur Khofifah dalam Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Dampak El Nino dan Banjir Tahun 2023/2024 di Bendungan Selorejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Rabu (27/9/2023).
“Apel ini kami gelar dalam rangka mengahadapi dampak El Nino, sekaligus potensi banjir. Kita semua harus terus meningkatkan kehati-hatian dan mitigasi harus dilakukan lebih komprehensif,” tutur Gubernur Khofifah.
Dia menjelaskan, langkah-langkah mitigasi dan preventif tersebut. Diantaranya seperti melakukan pengecekan kondisi Dam di masing-masing wilayah kabupaten/kota di Jatim. Kemudian juga melakukan pengecekan rumah pompa.
“Hal ini penting dilakukan, karena beberapa kasus banjir yang terjadi di wilayah Jatim. Disebabkan adanya tumpukan sampah di beberapa Dam. Sehingga ketika ada arus air besar, air tidak bisa mengalir dengan baik,” tuturnya.
Karena itu, yang perlu dilakukan saat ini adalah melakukan gotong royong, kerja bakti, sinergi dan antisipasi bersama. Sedangkan untuk pengecekan rumah pompa, yang berfungsi sangat signifikan dalam pengaturan air. Dalam hal ini, dia sudah beberapa kali mengecek langsung kondisi rumah pompa. Baik yang dalam koordinasi Pemprov maupun pemkab/pemkot.
“Dalam rumah pompa, jangan sampai ada listrik yang tidak mengalir. Sehingga ketika dilakukan proses pengaturan air tidak berfungsi. Lalu bisa berdampak pada terjadinya banjir,” terangnya.
Lebih lanjut, yang tak kalah penting untuk mengantisipasi banjir, adalah melakukan normalisasi sungai. Sehingga bisa menampung debit air yang lebih besar dan optimal.
Khofifah membeberkan, masih banyak masyarakat yang membuang sampah rumah tangga di sungai. Seperti kasur, sofa dan televisi. Dengan adanya hal tersebut menjadi salah satu penyebab terjadinya kepadatan sungai.
“Kami pernah diinfo Pak Kepala BNPB untuk segera melakukan normalisasi tiga sungai di Jatim. Ketika kami cek bersama, ternyata kepadatannya luar biasa. Untuk membersihkannya pun tidak bisa manual menggunakan cangkul. Harus menggunakan long hand excavator. Disitu banyak ditemukan potongan kayu berdiameter 3 meter dan panjang sampai 6 meter, TV, sofa dan lain sebagainya,” bebernya.
Dengan adanya temuan itu, dia meminta untuk menyiapkan mitigasi bersama. Karena banyak sungai-sungai yang dimungkinkan ada sampah menumpuk. Ini perlu dilakukan, sebagai antisipasi terhadap ancaman banjir.
Dalam hal ini, dia juga terus melakukan update mitigasi bersama jajaran BNPB, Basarnas dan BMKG. Dari semula puncak kemarau kering tahun ini diprediksi bulan Agustus, kemudian mengalami perpanjangan. Karena perubahan iklim global sehingga diprediksi sampai November.
Untuk itu, terkait dampak El Nino, dia kembali meminta berbagai pihak untuk melakukan kehati-hatian atas tindakan yang bisa mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Seperti beberapa waktu lalu telah terjadi karhutla di Gunung Arjuno-Welirang dan Bromo. Namun, di saat bersamaan, Aceh dan Kalimantan Utara sudah mengalami banjir bandang.
“Begitu luasnya wilayah Indonesia. Di satu titik karhutla di titik yang lain mengalami banjir bandang. Ini artinya kesiapsiagaan ini harus dilakukan secara serius. Koordinasi-koordinasi nya harus dilakukan secara kontinyu. Mari bersama-sama kita melakukan langkah-langkah secara sistemik, programatik dan terukur,” katanya.
Disisi lain, dia juga meminta kepada seluruh relawan untuk terus menjaga kegotongroyongan, kekompakan, soliditas dan terus meningkatkan koordinasi serta sinergitas dengan seluruh elemen.
“Selama ini kita sudah melakukan koordinasi dengan sangat harmonis, sangat sinergis dan sangat produktif. Maka semua harus dijaga, kita tingkatkan mitigasi secara lebih detail, supaya antisipasi-antisipasi yang bisa kita siapkan juga bisa dilakukan secara lebih komprehensif lagi,” tutupnya. (Ananto Wibowo)